LOMBOK, (Panjimas.com) — Pelajar Islam Indonesia (PII) turut berpartisipasi dalam penanganan trauma healing ratusan pelajar yang menjadi korban gempa bumi di Lombok.
PII berperan aktif dengan menginisiasi program bernama Shelter School. Melalui Shelter School ini, sebanyak 968 pelajar yang berasal dari jenjang SD,SMP dan SMA di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) digembleng kegiatan pelatihan kepemimpinan.
“Fokus PII saat ini ialah reaktivasi sekolah, karena Pasca Gempa Lombok pada 5 Agustus lalu, banyak bangunan sekolah yang hancur sehingga membuat proses pembelajaran terhambat.” ujar Koordinator Shelter School PII, Hadi Miftahul Falah.
Hadi Falah menuturkan salah satu latar belakang pendirian Shelter School ialah Keputusan Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi yakni penetapan status bencana gempa dari tanggap darurat menjadi fase transisi.
Menurutnya kebijakan ini pun berdampak pada sektor pendidikan, terutama pelaksanaan kegiatan belajar- mengajar di sekolah pasca gempa bumi di Lombok.
“Alhamdulilah selama satu pekan program pertama kami ini berjalan di SD dan SMP Kayangan yang merupakan sekolah satu atap, kami berhasil membawa 65% pelajar masuk sekolah kembali dari total jumlah semuanya mencapai 368 pelajar” papar Hadi.
Sejak Senin (03/09) Shelter School PII melaksanakan kegiatan pelatihan kepemimpinan di SMA Negeri 1 Kayangan. Fokus program ini selain meningkatkan jumlah kehadiran siswa pasca gempa juga upaya memberikan pendampingan dalam rangka menemukan problem solving yang kondusif bagi lingkungan mereka.
Mengingat dari 600 siswa di SMA N 1 Kayangan hampir 90%nya mengaku rumahnya mengalami rusak parah dan hingga berita ini diturunkan mereka masih tinggal di tenda pengungsian.
Sementara itu pihak sekolah, SMAN 1 Kayangan melalui Kepala Sekolahnya, Fatmawati sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PII. Bahkan, pihaknya sangat mendukung dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh PII, yang dinilai sangat membantu sekolah selama masa transisi pasca gempa. Sehingga para siswa bisa kembali bersemangat dalam membangun kepercayaan dirinya di sekolah.
“PII kan kegiatannya bagus-bagus, semoga kedepannya bisa kerjasama lagi tidak harus dalam keadaan bencana saja”, pungkasnya.[IZ]