(Panjimas.com) – Kekaguman pada berbagai bentuk infrastruktur dan teknologi yang berasal dari barat membuat seluruh pemikiran dan perhatian umat manusia tertuju pada geliat peradabannya.
Organisasi – organisasi yang digerakkan oleh para pemimpin barat sebagai agen promotor Sekularisme Kapitalisme telah menuai keberhasilan. Kini negara – negara muslim meniru pola dan gaya hidup barat.
Asas pendidikan mengambil dari barat, sistem ekonomi mengadopsi dari barat, sistem politik pun tak ketinggalan, Demokrasi dan HAM dianggap sebagai sistem politik yang paling ideal. Jadilah kepribadian Islam terkikis oleh derasnya arus sekularisme.
Memang perlu diakui juga bahwa barat dengan Sekularismenya telah membawa kemajuan, tetapi kemajuan itu hanya pada sisi bangunan fisik saja. Coba cermati kembali bagaimana moralitas penduduknya. Sex bebas, aborsi, lelang keperawanan, dan kini wabah Islamophobia menjalar dimulai dari sana. Kehidupan bagi seorang muslim bukanlah di dunia saja, kita tentu harus mempersiapkan pula kebahagiaan hidup di alam kekal. Meninggalkan Islam justru berujung pada keterpurukan.
Menyambut Sekularisme dengan berbagai bentuknya berarti menyengaja kemudharatan ataupun kerusakan. Pasalnya dalam Sekularisme tentu menafikan segala bentuk aturan yang bersumber dari Allah SWT, Dzat Yang Maha Tahu karakter ciptaan- NYA. Seorang muslim dituntut untuk menyesuaikan segala bentuk pemikiran dan perbuatannya dengan Syariat Islam saja. Lagipula syarat kebahagiaan bagi seorang muslim adalah ridha Allah, yang tentu dapat diraih hanya dengan tunduk dan patuh terhadap Fiman- NYA.
Saat ini ketika sekularisme disambut mesra maka akan kita lihat output pendidikan di negara kita, tak memberi bekas ketaqwaan pada diri individu muslim walau setitik. Justru umat menjadi alergi dengan aturan agamanya sendiri. Inilah biang kerusakan itu. Korupsi berjamaah misalnya, adalah salah satu bentuk penyimpangan yang diakibatkan oleh penerapan sistem politik yang bertolak belakang dengan sistem politik Islam. Bagaimana sekelompok pejabat tanpa beban moral bersepakat melakukan korupsi.
Terkini, korupsi massal dilakukan oleh Pemkot Malang. Wakil Ketua KPK Basharia Pandjaitan di Gedung KPK, Jalan Persada Jakarta Selatan, senin ( 3/9/2018 ) mengatakan, “Kasus ini menunjukkan bagaimana korupsi dilakukan secara massal melibatkan unsur kepala daerah dan jajarannya serta sejumlah anggota DPRD yang seharusnya melakukan fungsi pengawasan, anggaran dan regulasi secara maksimal.” (www.panjimas.com)
Sungguh Demokrasi meniscayakan hilang jiwa kemanusiaan. Motivasi perbuatan manusia yang seharusnya diukur oleh baik buruk menurut Islam, dosa ataukah tidak tergantikan dengan hanya untuk mendapatkan keuntungan materi berupa harta, jabatan, dan wanita. Wajar saja jika pengabaian tanggung jawab kepada Allah SWT yang tak kasat mata menjadi terbiasa. Padahal kita adalah mayoritas muslim di negara ini, seharusnya kita bangga dengan kesempurnaan agama Islam kita.
Syariat Islam dengan politik khilafahnya, tentu akan menjunjung tinggi derajat manusia pada tingkat yang semestinya. Menjadi manusia yang sadar diri akan tanggung jawab penciptaannya, yakni sebagai kholifah fil ardhi, berarti memanfaatkan amanat kepemimpinan untuk memelihara kehidupan manusia seluruhnya dengan mengelola sumber daya alam dengan sebaik – baiknya dan mendistribusikan sesuai Syariat Islam.
Tiga belas abad bukanlah waktu yang singkat. Jejak sejarah peradaban Islam tak jemu – jemu untuk diperbincangkan. Sungguh kejayaan dan kegemilangannya tak akan pernah tertutupi oleh rusaknya peradaban sekularisme. Menjadi suatu kebanggan bagi kholifah jika rakyat seluruhnya mencintai pemimpinnya karena hajat hidupnya telah tertunaikan dengan sebaik – baiknya. Inilah contoh sistem kehidupan dalam politik Islam.
Sudah saatnya Umat Islam tersadar dari mimpi buruk sekularisme. Meninggalkan sekularisme dengan segala bentuknya adalah pilihan terbaik. Sekaligus mengingat, mempelajari, dan memperkaya diri dengan tsaqofah Islam adalah modal untuk membangun peradaban seperti sedia kala. Menyusun pola
pendidikan yang berasaskan aqidah Islam, mengaplikasikan sistem ekonomi Islam, dan mendiskusikan sistem khilafah hingga kewajiban umat Islam terlaksana dengan sempurna. Tentu dengan keyakinan dan persatuan Umat Islam maka Allah akan memberi kesuksesan pada hamba – hamba yang teguh dan sabar meniti jalan – NYA. [RN]
Penulis, Aulia Rahmah
Gresik – Jatim