JAKARTA (Panjimas.com) – Tidak seperti aktivitas biasa pada hari-hari kerja di sore hari, Posko Carnogonesia IPCN (Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara) makin ramai didatangi orang-orang, mereka tidak lain adalah relawan-relawan yang peduli akan Bencana Gempa Bumi Lombok.
Sore itu hadir sekitar 50 orang dari berbagai Komunitas dan NGO, untuk duduk bareng bertukar pikiran dan mencari sebuah formula yang pas untuk NGO pasca dicabutnya Fase Tanggap Darurat oleh pemerintah.
“Pasca fase dicabutnya tanggap darurat, masyarakat masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan pokok begitu juga hunian untuk tinggal, bahkan masih banyak masyarakat yang mengaku belum tersentuh bantuan dari para relawan, “ujar Arif perwakilan dari Alumni Kampus Umar Usman.
Lebih dari 15 NGO dan komunitas turut serta hadir bertukar pikiran, menyampaikan temuan temuan mereka selama di lapangan. Acara yang di gagas Oleh Gerak Bareng Community ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang apa yang mesti dilakukan pasca tanggap darurat.
Kak iman Surahman Dongeng Ceria menuturkan, “Semangat Fastabikul Khairat harus di jaga jangan sampai merusak niat dan cara. Kita membangun Lombok bukan dengan menunjukan Ego kita sebagai lembaga, tapi lebih kepada kemampuan kita bersinergi dengan banyak pihak guna membawa ke maslahatan yang lebih banyak.”
Acara yang di tutup dengan Komitment bersama lintas NGO Komunitas untuk membangun sebuah project bersama di Lombok ini, Zaki selaku komando Gerak Bareng mengakhiri agenda duduk bareng dengan mengatakan, “insya allah duduk bareng ini akan di lakukan juga di Lombok bersama dengan relawan lokal dan lainnnya. Karena dengan bersinergi antara komunitas atau lembaga dengan yang lain, proses recovery pasca tanggap darurat akan jauh lebih cepat dan lebih mudah.” (des)