oleh: Ana Ummu Al Fatih
Siapa sih yang ngaku kids jaman now, kalau nggak tahu aplikasi yang namanya Tik Tok. Buka google buat browsing iklannya Tik Tok, buka youtube iklannya Tik Tok, buka aplikasi iklannya Tik Tok lagi, Tik Tok lagi. Gimana anak dan remaja ngga tergiur buat klik dan instal aplikasi ini. Awalnya sih bisa jadi cuma coba coba, akhirnya keterusan dan nagih, ya begitulah pola remaja Kranjingan Jaman Now. Akhirnya karena asik dan asik mereka terbius dengan aplikasi ini, jiwa bersaing pun muncul tatkala penggun lain bikin video lebih menarik. Akhirnya berawal dari iseng hingga kebablasan.
Usut punya usut Pemerintah Indonesia secara resmi memblokir aplikasi Tik Tok yang sudah terlanjur karena aplikasi tersebut dianggap banyak melakukan pelanggaran.
“Pornografi, pelecehan agama, banyak sekali pelanggarannya,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan kepada BBC Indonesia, 3 Juli 2018. (BBC.com)
Memang benar bahwa aplikasi Tik Tok diblokir sementara sejak Selasa siang (03/07). Namun info yang dilansir dari TRIBUNJABAR.ID – Bahwa Menteri Komunikasi dan Informatka (Menkominfo) Rudiantara memberikan beberapa syarat kepada pihak aplikator Tik Tok untuk dapat kembali eksis di Indonesia.
Rudiantara mengatakan, selama aplikasi Tik Tok digunakan di Indonesia, banyak aduan dari masyarakat ke Kominfo lantaran menemukan konten negatif di aplikasi tersebut. Jika pihak aplikator mampu mengikuti syarat yang diajukan, Rudiantara mengaku tidak akan menutup kemungkinan jika Tik Tok dapat kembali diunduh di Indonesia.
“Dimungkinkan dibuka kembali tapi dengan dua syarat. Pertama, harus membersihkan konten-konten yang enggak benar, karena banyak yang tidak senonoh, tidak layak posting,” kata Rudiantara di Palembang, Sumatera Selatan.
“Kedua mereka harus menjamin adanya filtering, sehingga konten negatif tidak masuk lagi dan ada kontak poin khusus untuk Indonesia,” tambahnya.
Apa salahnya dengan aplikasi Tik Tok, kenapa harus dibokir? lantas kenapa bisa dibuka kembali kalau benar telah terjadi penyalah gunaan? akhirnya jadi kaya permainan buka tutup. Tik Tok itu aplikasi apa sih, ternyata aplikasi pembuat konten video berdurasi singkat dengan fitur-fitur yang unik dan lucu yang di dukung dengan musik. Video yang sudah dibuat tersebut kemudian bisa di-share langsung ke pengguna Tik Tok atau ke media sosial lain yang beraliansi dengannya.
Aplikasi buatan Tiongkok ini banyak digunakan oleh gen Z (generasi 1995 – 2014 an). Mengapa aplikasi ini sangat diminati oleh kaum remaja yang masuk kategori gen Z ?
TikTok mampu memfasilitasi keinginan Gen Z untuk mengaktualisasi diri, bikin video mudah lucu asyik dan menarik full musik. Tidak heran, meski sejak diperkenalkan di Indonesia pada September 2017 lalu, aplikasi ini cepat sekali booming di kalangan anak-anak dan remaja.
Sebenarnya aplikasi Tik Tok atau aplikasi lainnya yang serupa adalah sarana media yang pada dasarnya bersifat netral. Maksudnya adalah sah saja jika dimanfaatkan untuk mengembangkan kreatifitas kearah yang kreatif dan terdidik. Bahkan, jika berada ditangan remaja yang faham dengan islam maka aplikasi semacam ini bisa menjadi alat untuk mensyiarkan islam. Masalahnya saat ini remaja kita bagaimana kualitasnya, duh hancur banget hati ini kalau baca postingan ‘bowo lover misal – si artis Tik Tok’. Remaja saat ini benar telah kehilangan akal sehat, aqidah islam tak lagi mereka jadikan pegangan hidup. Ada yang bilang mau bikin agama baru dan Bowo Tuhannya, sampai ada juga yang bilang rela kehilangan keperawanan asal dengan Bowo, sungguh miris perulaku anak sekarang. Belum lagi tersebar di berbagai akun instagram ataupun youtube video remaja yang goyang erotis yang memamerkan kemolekaan tubuhnya seperti sedang dijajakan. naudzubillah.
Artinya ni, remaja zaman now mau dikasih apapun selama aqidahnya lemah, pemahaman islamnya lemah, yang akhirnya standar dalam hidup mereka bukan halal haram tapi suka suka gue. Hal ini juga didukung dengan kontrol ortu dan kontra sosial yang juga lemah. Tidak heran semua ini terjadi karena negara yang abai dalam melihat berbagai persoalan di negeri ini termasuk persoalan pendidikan yang membentuk pola fikir dan pola sikap remaja. Abai dalam mengendalikan media sebagai media edukasi dan informasi yang benar, justru media menjadi alat penyebaran ide kebebasan. Belum lagi dalam tataran ekonomi yang juga turut membidani lahirnya generasi yang rusak, bagaimana tidak keluarga sebagai tempat kontrol dan pendidikan yang pertama dan utama telah mengalami disfungsi. Orang tua sibuk mencari penghidupan guna memenuhi kebutuhan hidup, hingga abai dalam pendidikan akidah anaknya.
Dengan adanya kasus Tik Tok ini sebenarnya kita kembali diingatkan akan pentingnya membekali generasi muda kita dengan pemahaman islam yang kuat. Tidak cukup dengan menutup aplikasi TikTok tapi lebih keranah sistemis, harus ada perbaikan pendidikan, ekonomi, sosial, media dan informasi agar bangsa ini tersuasana dengan kebaikan. Semua ini tidak mungkin terjadi bila tidak dengan menerapkan syariat Islam, karena hanya Islam lah agama yang sempurna ajaran aqidah dan syariat yang akan mampu mencegah dan mengatasi permasalahan generasi muda khususnya. . Perubahan yang sedemikian ini butuh pemimpin yang pemberani,, membutuhkan kerjasama seluruh elemen bangsa. Jika mampu bersatu tidaklah mustahil mengubah negeri ini menjadi negeri yang mampu meraih ridho ilahi.