Oleh: Rohma
Alhamdulillah puji syukur atas datangnya Idul Fitri sekaligus bersedih karena berpisah dengan Ramadhan Al-Mubarok. bersyukur untuk hari kemenangan, bersedih karena berpisah dengan indahnya hari pertarungan, hari penggemblengan, hari berkah dan pahala, hari di mana setiap amal dihitung berlipat ganda.
Sebagaimana telah dimaklumi, shaum Ramadhan adalah salah satu sarana yamg bisa mengantarkan kaum Muslim menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa.
Allah swt berfirman yang artinya:
“Sunguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Karena itu, ikutilah jalan itu dan jangan kalian mengikutinya jalan-jalan lain karena bisa menceraiberaikan kalian dari jalanya. Demikianlah kalian diperintahkan agar kalian bertakwa.” (Qs Al-An’am(6):157)
Faktanya:
Banyak sekali kaum Muslim yang telah menjauhkan dirinya dari ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Contohya dalam ekonomi dan bisnis. Mereka merujuk pada teori-teori dan hukum-hukum ekonomi dan bisnis kapitalis barat sekuler yang di ajarkan oleh para tokoh yahudi. Jelas, semua ini telah menjauhkan kaum muslim dari ketakwaan hakiki kepada Allah swt.
Solusinya:
Ketakwaan tentunya harus diwujudkan tidak hanya dalam ranah individu belaka, tetapi juga pada ranah masyarakat dan negara. Inilah yang boleh disebut sebagai “ketakwaan kolektif”. Ketakwaan kolektif ini hanya bisa diwujudkan dalam syariat Islam secara kaffah tidak lain adalah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Khilafah yang pernah dipraktikan secara nyata oleh Khulafur Rasyidin Ridwanullah ‘Alayhim dulu. Sudah saatnya kita kembali kepada hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena hanya Dia lah satu-satunya pemegang hukum yang seadail-adilnya.