(Panjimas.com) – Setiap Umat Islam perlu membela agamanya sekuat kemampuannya. Sampai setiap muslim wajib menjaga dan membela agama yang ada dalam dirinya sendiri. Makanya setiap Jum’at biasanya khatib menasihati jamaah agar jangan sampai mati kecuali dalam keadaan Muslim, artinya menurut Iman Al-Baghawi dalam tafsirnya, jangan sampai mati kecuali dalam keadaan mukmin. Yaitu benar imannya.
Dalam hal membela agama Allah ini, Umat Islam pun dijanjikan pasti akan Allah tolong bila hambaNya mau menolong agama Allah.
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (7)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS Muhammad: 7).
Selanjutnya, Allah menegaskan betapa celakanya orang kafir karena membenci Islam hingga mereka diazab, sedang mereka tidak punya penolong. Berbeda dengan orang mukmin yang justru Allah lah penolongnya.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ (8) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ (9) أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ دَمَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا (10) ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لَا مَوْلَى لَهُمْ} [محمد: 8 – 11]
“Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka.”
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.”
“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu.”
“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung.”
[Muhammad,8-11]
Oleh karena itu Umat Islam wajib waspada pula, mana-mana ada manusia-manusia yang menampakkan dirinya Islam namun sepak terjangnya bahkan kebijakannya, dan keberpihakannya menyulitkan umat Islam, misalnya.
Bila Umat Islam jeli dan waspada serta tetap teguh membela Islam, maka disamping Allah menjadi pelindung orang-orang yang beriman, masih pula akan memberi petunjuk kepada hamba-hambaNya yang bersungguh-sungguh memperjuangkan agama Allah. Allah janjikan petunjuk kebenaran di jalan Allah.
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
[Al ‘Ankabut69]
Shubungan dengan janji-janji Allah yang sangat menguntungkan bagi umat Islam yang menolong dan memperjuangkan Islam itu, maka perlu diupayakan agar Umat Islam dapat meraihnya tanpa halangan yang berarti. Lebih-lebih halangan yang sifatnya nasional apalagi global. Itu semua berkaitan dengan pengatur keadaan di tingkat lokal, nasional, dan global.
Apapun dan siapapun yang kira-kira akan merusak terwujudnya janji-janji Allah itu, maka wajib dihindari. Dari gerak-gerik dan sepak terjang serta keberpihakan pun telah dapat dilihat, apakah kira-kira sosok-sosok yang menjagokan diri untuk mengatur keadaan itu akan memuluskan jalan umat Islam untuk menolong agama Allah, atau bahkan merusaknya, menghalanginya, merekayasa kesusahan dan kesulitan bagi Umat Islam dan sebagainya; itu wajib dicermati benar-benar. Dan jangan sampai mendapatkan musang berbulu ayam ataupun srigala berbulu domba, yang akibatnya hanya akan merusak keadaan hingga Umat Islam terhalang dari mendapatkan apa yang telah Allah janjikan tersebut.
Dalam kaitan ini, maka semoga saja Umat Islam yang cermat dalam mengemukakan analisanya mengenai sepak terjang calon-calon pengatur keadaan tidak disalahkan oleh Umat Islam sendiri ketika mengingatkan adanya musang-musang berbulu ayam ataupun srigala-srigala berbulu domba.
Walau calon-calon itu kini sedang memegang kendali keadaan, misalnya, namun ketika mereka bakal mencalonkan diri di masa mendatang untuk mengatur keadaan, maka para penganalisis mestinya tidak ditindih dengan tuduhan menyanggah kepemimpinan, ketika menyampaikan petunjuk kepada Umat Islam dengan bukti-bukti yang akurat, bahwa itu sebenarnya musang berbulu ayam, misalnya. Karena petunjuk kepada Umat Islam itu lebih bersifat jangkauan mendatang yang status pihak yang disorot itupun baru dalam taraf bakal calon, jadi perlu dicermati. Namun perlu diingat pula, jangan sampai memfitnah. Karena Islam tidak boleh didukung pakai fitnah.
Semoga Allah memberkahi Umat Islam yang menolong agama Allah dengan sebaik-baiknya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.[RN]
Penulis, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz