SOLO, (Panjimas.com) – “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At Taubah: 18).
Rasulullah shallahu alaihi wassalam memajukan Kota Madinah melalui Masjid. Saat itu, Masjid menjadi sentral setiap kegiatan kaum Muslim. Dari masjid peradaban Islam berkembang dan maju.
Namun, seiring berjalannya waktu masjid di era sekarang semakin sepi pengunjung. Jauh dari kegiatan-kegiatan positif yang menyadarkan masyarakat muslim akan pentingnya memakmurkan masjid.
Dari situ, sejumlah muslim dari kalangan pengusaha mencoba untuk meraih kembali kemakmuran masjid untuk kaum Muslimin. Sejumlah pengusaha muslim tersebut kemudian membuat gerakan bisnis bernama Indonesia Bangkit dari Masjid atau singkatnya disebut IBM.
IBM, yang merupakan gerakan membangkitkan masjid lewat ekonomi sebagai fokusnya lahir 1 Januari 2017 di kota Solo. Saat ini, IBM telah mengembangkan diri dengan adanya 3 angkatan dan 2 kategori kelas pada masing-masing angkatan.
Kelas pertama adalah kelas Abdurrahman bin Auf yang berisi teman-teman bisnis muslim yang ingin memulai bisnis dengan kelas bisnis 3 bulan dan pendampingan 2 bulan. Target dari kelas ini adalah mempunyai penghasilan 1,5 juta perbulannya. Sedangkan, kelas Utsman bin Affan adalah kelas yang diperuntukkan bagi teman-teman yang sudah memiliki bisnis dengan karyawan minimal 3 serta berkeinginan menaikkan omset. Target pada kelas ini adalah omset yang mencapai milyaran setiap tahunnya setelah adanya pendampingan selama 6 bulan.
“Memang, produk utama dari gerakan ini adalah pelatihan bisnis. Namun, IBM memiliki beberapa program lain yang relevan dengan aktivitas masjid”. Kata Nanang Juanda selaku ketua IBM, hipotesa dari gerakan ini adalah segala kegiatan kaum Muslim yang dimulai dari Masjid dapat ditopang secara ekonomi oleh pengusaha muslim yang menempati masjid tersebut.
“Kita punya wacana setidaknya ada 2 pengusaha di setiap masjid karena kita punya hipotesa bahwa jika ada pengusaha di masjid harapannya ada sumber dana yang dapat membangun ekonomi masjid sehingga masjid itu bisa makmur dari segi apapun secara ekomoni” ujarnya yakin. Ahad, (11/2).
Saat ini, IBM memang belum fokus melakukan gerakan via online tapi IBM dapat dihubungi lewat website www.bangkitdarimasjid.com atau via instagram @ibmsolo.
Dari IBM kita belajar, bahwa kebangkitan masjid yang merupakan keniscayaan tetap membutuhkan sokongan dana yang kuat dari kaum Muslimin. Mari sama-sama berusaha menjadi pengusaha yang hatinya selalu terpaut pada masjid. Muslim kaya itu Kita!.[RN]