BEKASI, (Panjimas.com) – Formasalam Jakarta menggelar Dauroh Mahasiswa di Kantor Sekretariat Ponpes Al Furqon di Pengasingan Rawa Lumbu – Bekasi pada hari Ahad, 11 Februari 2018.
Dauroh Mahasiswa dengan tema “Pemuda & Kebangkitan Islam” itu dilatarbelakangi kesadaran bahwa pemuda adalah kader pewaris perjuangan dalam medan dakwah dan jihad yang akan meneruskan estafet perjuangan umat Islam di masa mendatang.
Dauroh Mahasiswa dengan belasan peserta mahasiswa pada hari itu menghadirkan dua pemateri. Pada sesi pertama diisi oleh Ustadz Abu Al Izz, Lc dan sesi kedua diisi Ustadz Feishal, S.Pd.
Ustadz Abu Al Izz, LC memulai penyampaiannya dengan mengulas secara singkat Siroh Nabawiyah. Tentang bagaimana Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan keteladanan untuk menjadi mandiri sejak masih kecil.
Ustadz Abu Al Izz juga mengingatkan tentang bagaimana seharusnya memanfaatkan masa muda. Memanfaatkan waktu dengan semangat mencari ilmu dan berbagai pengalaman sehingga melahirkan ide yang bermanfaat untuk bekal menjadi pemimpin di masa depan.
“Umat Islam harus menjadi pemenang. Belajarlah menjadi pemimpin sejak masih menjadi pemuda. Jangan lemah dan hanya menjadi target konsumen dari orang-orang kafir. Jangan hanya menjadi pekerja di perusahaan-perusahan milik orang kafir. Apalagi kalau kemudian sampai cinta dunia dan takut mati.” terang Ustadz Abu Al Izz.
Menjawab pertanyaan dari salah satu peserta Dauroh Mahasiswa tentang bagaimana menyikapi perkembangan teknologi dan media sosial di zaman sekarang, Ustadz Abu Al Izz menjelaskan :
“Menyikapi perkembangan teknologi dan sosial media di zaman sekarang, pemuda bisa memanfaatkan untuk berdakwah sehingga bisa memenangkan opini dan informasi untuk kepentingan dan kemenangan Islam. Dan ini sudah ada hasilnya. Jadi jangan menafikan dan akhirnya gaptek. Selain itu, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk belajar bisnis sehingga meraih kemandirian. Sudah banyak mahasiswa yang berhasil membuktikan kesuksesan dari bisnis dari media sosial. Bahkan sampai menghasilkan ratusan juta. Mengalahkan penghasilan orang tuanya. Ini luar biasa dan bisa dicontoh.” terang Ustadz Abu Al Izz secara detail.
Pada akhir pemaparannya, Ustadz Abu Al Izz mengingatkan agar para mahasiswa Islam secara umum dan para peserta Dauroh Mahasiswa agar lebih semangat lagi dalam belajar.
“Jangan sampai kita kalah semangat dalam hal belajar dengan orang-orang kafir yang mempelajari ilmu-ilmu tentang Islam.” jelasnya
Dijeda break 10 Menit, Dauroh Mahasiswa dilanjutkan dengan sesi pemateri kedua, Ustadz Feishal, S.Pd yang membawakan materi tentang kehadiran Formasalam (Forum Gerakan Mahasiswa Islam) di kalangan kampus dan mahasiswa.
Formasalam yang lahir pada 28 Oktober 2017 dan memang mengambil spirit peringatan Hari Sumpah Pemuda, diharapkan menjadi fajar baru gerakan mahasiswa Islam yang ada di kampus-kampus.
Ustadz Feishal memulai pemaparannya dengan mengingatkan para peserta agar menjadi Mahasiswa Ideologis.
“Jangan menjadi ‘Mahasiswa Romantis’ yang mengabaikan apa yang terjadi di kampus. Hanya rajin kuliah, memikirkan bagaimana mendapatkan nilai IPK besar, lulus tepat waktu, lalu bekerja, berkeluarga, kemudian baru memikirkan tentang bagaimana masuk surga. Tetapi jadilah “Mahasiswa Ideologis’ yang mulai memikirkan, memperjuangkan, dan pembelaan terhadap kepentingan bangsa dan ummat Islam.” jelasnya.
Pemuda-pemuda Islam dan khususnya mahasiswa-mahasiswa Islam harus memiliki keilmuan tentang Islam yang mendalam sehingga bisa mengambil peran secara aktif dan tidak kalah dalam perang pemikiran dan budaya dengan orang-orang kafir.
Kehadiran Formasalam kedepannya diharapkan bisa menjadi bagian dari kontribusi terhadap kebangkitan mahasiswa Islam di kampus-kampus yang ada di Indonesia. [RN]