(Panjimas.com) – Dunia Pendidikan Indonesia digemparkan lagi oleh kasus amoral penganiayaan gurukesenian bernama Achmad Budi Santoso hingga kematian sang guru yang di lakukan oleh salah satu siswa XII berinisial HI di SMA 1 Torjun Sampang Madura Kamis, (1/2)
Bermula dari Guru Budi yang menegur HI, yang membuat onar saat guru Budi mengajar mata pelajaran Kesenian, hingga guru Budi yang mencoret muka HI dengan tinta karena HI yang tidur di kelas. Menjadikan HI yang diterima dan melakukan penganiayaan. HI langsung berdiri dan memukul Budi dan mengenai pelipis wajahnya.
Tak sampai disitu lepas pulang sekolah, HI menganiaya guru Budi hingga menyebabkan matinya batang otak dan guru Budi meninggal dunia.
Meninggalnya guru Budi menjadi kesedihan mendalam terutama bagi istrinya yang kini tengah hamil 4 bulan. Maka betapa bayinya kelak akan lahir tanpa bisa melihat kehadiran ayahnya, yang telah meninggal dianiaya siswanya sendiri.
Ironis, berderet kasus-kasus penganiayaan terhadap guru bahkan hingga meninggalnya sang guru yang di lakukan oleh siswanya sendiri, menjadi tamparan keras bagi wajahpendidikan Indonesia.
Guru yang sejatinya di hormati ,tersebab perannya yang begitu mulia dalam mendidik generasi bangsa kini,kehilangan marwah bahkan nyawanya.
Kita melihat potret buram degradasi moral peserta didik,makin brutal, amoral bahkan berani melakukan tindakan kriminal yang menyimpang dari norma agama dan negara.
Tak hanya itu pendidikan kita nyatanya masih gagal dalam mencetak generasi yang unggul, berakhlak mulia serta memiliki semangat juang yang tinggi melanjutkan estafet perjuangan agar menjadikan bagsa Indonesia yang mandiri,mulia dan terdepan.
Sekulerisme pendidikan, memisahkan pendidikan umum dan pendidikan agama, melaluitatanan kebijakan kurikulum pendidikan menjadi salah satu penyebab krusial dimana tidak terbentuknya akhlak karimah pada diri peserta didik.
Serta aturan dan tatanan masyarakat yang serba hedonis, meruntuhkan nilai -nilai luhur agama, sehingga menjadikan masyarakat serba permissif, hingga berdampaknya pada prilaku penyimpangan individu.
Maka perlu, solusi serius untuk menyelesaikan problematika degradasi moral peserta didik,mulai pembinaan agama pada setiap individu peserta didik,hingga kebijakan kurikulum pendidikan dan derivatnya yang idealnya mengakomodir nilai-nilai ideologis agama dalam penerapannya.
Hingga kita tidak akan menemui nasib nahas guru Budi selanjutnya yang meninggal dianiaya muridnya sendiri. [RN]
Penulis, Hardita Amalia
Ibu rumah tangga, Penulis Buku Anak Muda Keren Akhir Zaman, Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah STAI PTDII Jakarta