(Panjimas.com) – Sungguh sebuah kerusakan yang parah. Apabila kaum muslimin tak lagi menyandarkan tingkah laku dan pemikirannya terhadap aturan Islam. Maka bisa kita melihat bagaimana kemunduran-kemunduran yang terjadi di tengah-tengah masyarakat utamanya kaum muslimin. Mereka terbelakang sebab meninggalkan agama. Ibarat kacang lupa kulitnya. Kehidupan kita saat ini sungguh jauh dari syariat Islam. Bila mana Islam hanya diemban oleh setiap individu saja. Namun tidak dalam skala masyarakat maupun negara. Sedang lingkungan yang ada di masyarkat dan negara telah terkontaminasi oleh kehidupan Sekularisme-kapitalisme. Dimana segala bentuk pemikiran hasil buatan manusia dijadikan landasan dalam berhukum. Al quran dan hadist yang merupakan sumber utama petunjuk hukum dalam problematika kehidupan dijadikan pilihan kedua setelah HAM dan Undang-Undang. selebihnya hanyalah sebatas teori.
Betapa tingginya dosis Sekularisme-kapitalisme ini hingga meracuni pemikiran dan kehidupan kaum muslimin. Layaknya sebuah oksigen yang mencakup seluruh aktivitas manusia. Seakan tak bisa hilang. Dibenak kamu muslimin bukan lagi terpatri bagaimana mengembalikan Kejayaan Islam sebagaimana di masa dahulu. Akan tetapi yang tertanam saat ini hanyalah mencapai kebutuhan materi belaka semata-mata hanya untuk kehidupan dunia agar tak sengsara dan bisa memiliki segalanya cukup dengan materi.
Jangan heran, memang seperti itulah konsep kehidupan Kapitalisme-sekularisme. Menurut pandangannya jika agama tak mencampuri kehidupan dan aktivitas manusia maka segalanya akan berjalan dengan baik. Tak ada lagi batasan-batasan dalam bertindak. Merasa bahwa manusia layak untuk mengatur kehidupannya sendiri. Dan dengan itu pula disebarkanlah propaganda tersebut hingga menjadi layaknya sebuah atmosfer yang senantiasa dihirup oleh manusia khususnya umat Islam. Pada akhirnya menjauhlah mereka dari ajaran agama mereka sendiri. Ditambah banyaknya pemberitaan yang menyudutkan umat Islam di luar sana dengan segala macam label. Mulai dari isu terorisme, radikslisme, intoleran, dll. Semua itu dibentuk agar membuat umat Islam agar takut pada agamanya sendiri. Walhasil banyak pula umat Islam yang menolak untuk belajar memahami apa itu Islam. Lantaran takut mendapat label seperti di atas terhadap kaum-kaum liberal dan kaum-kaum yang sengaja menghancurkan Islam.
Sesungguhnya Islam adalah agama yang sempurna. Karena di dalamnya mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dari A to Z, dari akar-daun. Selain itu Islam merupakan solusi atas seluruh permasalahan kehidupan. Semua telah diatur dengan rapi oleh Tuhan Sang pencipta alam semesta. Ialah Allah dengan segala sifat-Nya dan nama-nama-Nya yang baik. Tujuan-Nya untuk kebaikan manusia, alam semesta beserta kehidupan di dalamnya. Siapakah kiranya yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk manusia. Manusia bisa salah, sedang Allah takkan pernah. Artinya yang paling berhak membuat aturan atas kehidupan manusia dan seluruhnya adalah Sang pencipta, ialah Allah.
Lantas apa yang membuat kita ragu pada Islam. Syariat yang di bawanya takkan pernah menindas siapapun, baik kelompok atau kepercayaan. Karena Islam menghargai perbedaan. Memanusiakan manusia, memberi keadilan serta kemuliaan. Bukankah pada akhirnya kita ingin hidup dan mati secara Islam? Untuk itu marilah kita pahami agama kita secara menyeluruh. Sebab semakin kita paham Islam, maka semakin cemerlang pula ketajaman pemikiran kita. Karena Islam harga mati.[RN]
Penulis, Suci Hardiana Idrus