JAKARTA, (Panjimas.com) – Masalah gizi masih menjadi problem besar bangsa Indonesia. Tercatat jutaan anak Indnesia mengalami dampak gizi buruk. Umumnya adalah mereka yang berada di pinggiran kota, pedesaan, pelosok dan terpencil.
Melihat realita tersebut Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menyikapinya dengan menggelar Program Sehat Peduli Gizi.
“Pertama ini sebagai wujud tanggungjawab moral sebagai sesama anak bangsa. Kedua ini sejalan dengan program pemerintah, Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi,” terang Direktur Program dan Pendayagunaan BMH Pusat, Dede HB. Selasa, (23/1).
Pada tahun ini BMH menyasar tempat-tempat yang memang rawan gizi buruk.
“Kami telah mengirimkan tim ke Kupang NTT untuk selanjutnya bergerak ke Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT. Termasuk persiapan ekspedisi ke Suku Asmat di Papua. Idealnya program ini bisa dijalankan bersamaan secara nasional, tetapi kami belum bisa langsung ke Suku Asmat karena memang jarak yang cukup jauh dan membutuhkan kesiapan yang tidak mudah,” imbuh Dede.
Event Hari Gizi Nasional secara serentak akan dilaksanakan di 28 provinsi, pada Kamis, 25 Januari 2018.
“Data sampai hari ini, 23 Januari 2018 ada 7.404 calon peserta, 401 ibu hamil, 6.928 balita, dan 75 lansia. Besar kemungkinan akan bertambah,” jelas Dede.
Khusus di Jakarta, program akan dilaksanakan di Kampung Nelayan Muara Baru Penjaringan Jakarta Utara.
“Di Jakarta disiapkan 1.000 paket gizi sehat kepada anak-anak yatim-dhuafa berupa susu, vitamin, makanan sehat dan lainnya. Juga akan ada edukasi dan praktik bagaimana merawat kebersihan mulut dan gigi. Insya Allah diadakan sikat gigi bersama nantinya,” papar Dede.
Program Sehat Peduli Gizi ini merupakan program jangka pendek. BMH telah menyiapkan program jangka menengah dan program jangka panjang.
“Harapannya, momentum Hari Gizi Nasional menjadi pemicu dan pemacu semua pihak untuk bisa bersama-sama menjawab persoalan gizi buruk yang masih melanda negeri ini,” pungkas Dede. [DP]