Depok (Panjimas.com) – Komunitas Betawi Kita bersama dengan pegiat Komunitas Sejarah Depok, Ahad (7/1/2018) pagi bersepeda santai menuju Rumah Cimanggis Depok, yang berlokasi di kilometer 34 Jalan Raya Bogor, atau tepatnya di Komplek Radio Republik Indonesia (RRI) Depok.
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya hadir: JJ Rizal (Sejarawan), Ratu Farah Diba (Ketua Depok Heritage Community (DHC), Heri Syaefudin (Ketua Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Depok, Ferdy Jonathans (Pengurus Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein- Depok), Oman Fathurahman (Staf Ahli Menteri Agama), Yahya Andi Saputra (LKB), Roni Adi (Komunitas Betawi Kita) dan sebagainya.
Dalam sambutannya, Sejarawan JJ Rizal mengatakan, selama 10 tahun terakhir adalah masa paling mengenaskan bagi nasib bangunan-bangunan bersejarah di Depok, Jawa Barat. Situs-situs sejarah yang mayoritas heritage dari abad 18 dan 19 secara berturut-turut dihancurkan. Depok gencar membangun, tetapi diarahkan oleh pemerintahnya sebagai kota tanpa ingatan, tanpa masa lalu.
Pada 2007, Rumah Pondok Cina yang dibangun tahun 1690 dihancurkan sebagian besar ruangnya. Disisakan bagian depannya saja. Itu pun interiornya telah dimutilasi disesuaikan untuk keperluan komersil mall kemudian hotel.
Selang enam tahun kemudian, pada akhir 2013, giliran Rumah Pembakaran Kapur di Curug, Cimanggis. Situs sejarah yang khas arsitekturalnya dan sudah langka di Indonesia dihancurkan untuk gudang pabrik obat. Itu semua belum termasuk hilangnya dan beralih fungsinya tujuh rumah tua di kawasan Depok Lama selama empat tahun belakangan.
Kini, giliran Rumah Cimanggis dari abad 18 yang terancam proyek pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) oleh Yayasan UIII yang diketuai Wakil Presiden Jusuf Kalla. Rumah Cimanggis adalah situs sejarah yang terdapat di kilometer 34 jalan arah Bogor sebelum kawasan Cibinong dalam komplek Radio Republik Indonesia (RRI) Depok. Dibangun pada 1775 oleh Gubernur Jenderal van der Parra (1761-1775).
Sejarah Rumah Cimanggis
Pakar sejarah bangunan tua Adolf Heuken menyebut Rumah Cimanggis sebagai contoh terbaik dan satu-satunya yang tersisa di Depok dari rumah peristirahatan atau land huizen pejabat VOC di pinggiran Batavia. Arsitektur paling artistik gaya pertemuan unsur kebudayaan tropis Jawa dengan unsur gaya klasisisme kebudayaan Eropa dari masa Louis XV.
Selain itu Rumah Cimanggis juga menjadi penanda betapa dahulu kawasan itu dari hutan dibuka sehingga menjadi sebuah kota tempat transit utama dari jalan besar yang menghubungkan antara Batavia dengan Buitenzorg atau Bogor kini. Jalan yang kemudian menjadi dasar ide Gubernur Jenderal Daendels untuk membuat Jalan Raya Post (Grote Postweg). Suatu jalan yang kelak menjadi asal usul lahirnya kota-kota modern di Jawa.
Tetapi, malangnya Rumah Cimanggis itu tidak dipelihara sebaik-baiknya, kondisi bangunannya rusak parah, meskipun menyimpan sejarah awal perkotaan modern di Jawa dan dari segi arsitektural suatu pencapaian serta sudah langka karena banyak sejenisnya sudah dirobohkan. (ass)