(Panjimas.com) – Kebijakan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel serta memindahkan kantor kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem memunculkan gejolak politik Internasional. Tidak hanya di Indonesia, aksi protes juga dilakukan oleh Negara-negara lainnya seperti Istanbul Turki, Tunis (Tunisia), Amman (Yordania) dan masih banyak lagi. Selain itu Trump juga mendapat kecaman keras dari pemimpin Negara Inggris, Jerman, Mesir, Perancis dan Lebanon. Mereka semua mengkritik keras kebijakan Trump yang menyalahi aturan PBB dan semena-mena terhadap umat Islam.
Tentunya ketika kita menelisik lebih dalam kebijakan Trump maka akan kita dapati bahwa AS telah berpihak kepada Israel dan menunjukkan kebenciannya kepada umat Islam umumnya dan warga Palestina khususnya secara nyata. Akibatnya selain terguncangnya perdamaian Internasional juga memunculkan sebuah polarisasi besar-besaran antar Negara didunia. Negara-negara di dunia akan otomatis dipaksa untuk memilih apakah menjadi pendukung Israel atau Umat Islam.
Dipercaya atau tidak ketika dahulu Ahok menistakan Al-Qur’an umat Islam di Indonesia menjadi bersatu. Maka kebijakan Trump ini disisi lainnya juga memberikan efek yang hampir sama tapi dengan skala yang lebih besar yaitu dengan munculnya Ghirah umat Islam di dunia untuk melakukan persatuan dan jihad bersama-sama melawan musuh-musush Islam. Trump mungkin tidak sadar bahwa kebijakan ini membuat Singa yang telah tertidur lama menjadi bangun dan melepaskan ikatan-ikatan nasional. [RN]
Penulis, Sera Alfi Hayunda
Mahasiswi IAIN Ponorogo