ISTANBUL, (Panjimas.com) – Pengurus Pusat KAMMI terus mengembangkan jaringan internasionalnya. Kali ini Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI melaksanakan silaturahim dengan Bab-I Alem, salah satu organisasi kepemudaan Turki yang fokus pada isu pelajar internasional, pendidikan dan sosial kebudayaan pada Senin (20/11/2017) di Istanbul, Turki.
Bab-I Alem merupakan salah satu organisasi induk pertama yang melahirkan aliansi kepemudaan internasional Uluslararası Öğrenci Dernekleri Federasyonu (UDEF). Kunjungan KAMMI tersebut diwakili oleh Darlis Azis (Hubungan Luar Negeri PP KAMMI) dan disambut oleh Mehmet Kara (General Chairman of Bab-I Alem).
Dalam kesempatan itu, Darlis Azis memperkenalkan profil KAMMI kepada pimpinan organisasi internasional Turki tersebut.
“KAMMI saat ini sudah memiliki sekitar 500 cabang di universitas di seluruh Indonesia, selain itu juga KAMMI juga memiliki anggota yang sudah tersebar di 12 negara. Dengan potensi tersebut, KAMMI siap bersinergi dengan Bab-I Alem dalam penguatan kapasitas pemuda antar bangsa”, kata Darlis.
Darlis juga menjelaskan bahwa KAMMI akan memusatkan perhatian dalam pengembangan sayap luar negerinya, salah satunya adalah pembentukan KAMMI Turki.
“Saat ini KAMMI sudah memiliki perwakilan di Inggris, Australia, Tiongkok, Jepang, Malaysia, Taiwan dan Korea Selatan. Dalam rangka pengembangan sayap luar negeri, maka saat ini KAMMI akan memprioritaskan kelahiran cabang baru yaitu KAMMI Turki”, ungkap mahasiswa Master of Cultural Studies – Hacettepe University tersebut.
Darlis Azis yang didaulat sebagai Ketua KAMMI Turki juga menyampaikan bahwa KAMMI akan terus melakukan kerjasama strategis dengan berbagai elemen pemuda di Turki.
“Turki adalah sebuah negara yang mewarisi kebesaran Dinasti Byzantium dan Kesultanan Ustmaniyah. KAMMI siap melakukan kerjasama dengan berbagai elemen kepemudaan Turki sebagai langkah strategis mewujudkan aliansi mahasiswa internasional.”
Senada dengan pernyataan tersebut Mehmet Kara menyatakan bahwa hubungan Turki dengan Indonesia sangat dekat.
“Hubungan Kesultanan Turki Ustmaniyah dengan Kesultanan Aceh dan Kesultanan Yogyakarta merupakan bukti sejarah yang tidak dapat dipisahkan. Kedepan, diperlukan usaha bersama untuk membangkitkan kembali relasi historis tersebut. Apalagi saat ini Indonesia dan Turki merupakan negara Muslim yang tergabung dalam G-20”, ungkapnya.
Mehmet Kara juga menyatakan bahwa dirinya akan merekomendasikan KAMMI untuk terlibat dalam jaringan Uluslararası Öğrenci Dernekleri Federasyonu (UDEF) yang berpusat di Istanbul. KAMMI juga akan diundang dalam konferensi pemuda internasional yang setiap tahun diadakan oleh UDEF. [RN]