ISTAMBUL (Panjimas.com) – Pekan lalu, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Mohammad Siddik MA, bersilaturahim kepada Presiden Parlemen Turki Ismail Kahraman (77) di Istanbul.
Ismail Kahraman mulai menjadi anggota Parlemen Turki pada 1995 melalui Welfare Party yang dipimpin Nechmettin Erbakan. Tahun 1996 ia sempat menjadi Menteri Kebudayaan. Politisi dari Partai AKP (Justice and Development Party) itu kini adalah Juru Bicara Grand National Assembly.
‘’Saya pertama kali berjumpa dengan Mr Ismail Kahraman pada tahun 1968 ketika saya menjadi tamu organisasinya yaitu The National Turkish Student Association (Millî Türk Talebe Birliği, MTTB). Ini organisasi semacam HMI dan PII menjadi satu yaitu wadah mahasiswa dan siswa SMA. Waktu itu, Ismail Kahraman presiden MTTB,’’ papar Siddik.
Ketua Umum Dewan Dakwah menambahkan, ketika itu ia diundang dalam kapasitasnya sebagai Sekjen Komite Pemuda Indonesia (KPI). KPI ini kemudian ditetapkan menjadi KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) tahun 1971.
Perjumpaan Siddik dengan Ismail Kahraman semakin sering ketika Siddik menjadi eksekutif Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah.
‘’Ismail Kahraman ini berasal dari keluarga industrialis. Setelah tamat pendidikan lawyer, ia kemudian bekerja sebagai industrialis. Dalam kerja saya di IDB, saya pernah jumpa beliau beberapa kali. Waktu itu saya sering ke Turki, dua sampai tiga kali dalam setahun,’’ ungkap Siddik yang pernah 17 tahun bekerja di IDB.
Ia menambahkan, terakhir kali bertemu Ismail pada 2012. Saat itu Siddik ke Turki untuk membicarakan bantuan bagi Muslim Rohingya.
Dalam pertemuan pekan lalu, M Siddik menyampaikan beberapa salam Ismail dari Indonesia, termasuk Ketua Parlemen RI Zulkifli Hasan.
‘’Dalam pertemuan yang sangat itu, Presiden Parlemen Turki mengingatkan persahabatan kami (Turki-Indonesia) yang sudah hampir 50 tahun. Saya meminta kepadanya untuk terus memperkuat hubungan antara Indonesia dan Turki yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Beliau menghargai permintaan ini,’’ tutur Siddik.
Siddik memaparkan, relasi Nusantara dengan Turki sudah berlangsung sejak jaman kekhalifahan. Turki pernah mengirim bantuan pasukan untuk membantu kerajaan Islam Indonesia menghadapi Portugis dan Belanda.
Hubungan juga terjadi dalam bidang kemanusiaan. Turki aktif datang langsung memberikan bantuan bagi korban beberapa musibah di Indonesia seperti tsunami Aceh tahun 2004.
Tak lupa Siddik juga memberikan informasi perkembangan tentang Dewan Dakwah di bidang pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah. ‘’Alhamdulillah, Ismail Karahman beliau menyambut baik dan akan melihat apa yang mungkin beliau bantukan untuk mendukung Dewan Dakwah,’’ kata Siddik. []