Bangladesh (Panjimas.com) – Perkenalkan, ini adalah Muhammad Ayyas, salah satu anak Rohingya yang kini harus menjalani masa kecilnya di kamp pengungsian. Tekanan fisik dan psikis dari tentara Myanmar, memaksa Ayyas kecil menempuh perjalanan ratusan kilometer dari tempat asalnya di Maungdaw untuk mengungsi.
Demikian dilaporkan Rumah Zakat saat melakukan Aksi kemanusiaan di kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh-Myanmar, beberapa waktu lalu.
Dengan perasaan khawatir, keluarga Ayyas membawa seluruh harta benda yang dimiliki sebagai bekal perjalanan keluarganya menuju Bangladesh. Mereka harus menyebrangi sungai Naf yang bukan saja dalam tapi juga berarus deras. Tak hanya itu, Ayyas dan keluarganya pun harus melanjutkan perjalanan melewati hutan belantara untuk bisa sampai ke kamp pengungsian.
Setelah melewati perjalanan panjang yang tak mudah selama puluhan hari, kini Ayyas dan keluarga tinggal di Kamp Jamtoli bersama ratusan ribu warga Rohingya lainnya. Ayyas menempati shelter sederhana yang berdinding plastik, meski nampak menyedihkan kondisinya tapi ini jauh lebih baik daripada hidup dalam ketakutan di kampung halaman.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Ayyas dan keluarga hanya mengandalkan bantuan dari lembaga-lembaga kemanusiaan yang datang ke kamp pengungsian mereka. Kondisi kamp yang kumuh membuat Ayyas kecil dan ribuan anak Rohingya rentan terhadap berbagai macam penyakit, apalagi kini mulai memasuki musim hujan dan musim dingin, membuat tantangan hidup mereka semakin berat.
Sahabat, banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari kisah hidup warga Rohingya. Bagi mereka, ini adalah ujian kesabaran yang harus mereka lewati dengan tegar. Dan bagi kita, apa yang mereka alami adalah juga ujian untuk melihat seberapa peduli kita kepada sesama manusia. (des)