SOLO, (Panjimas.com) – Sejumlah 93 mahasiswa Solo Raya memadati aula utama Masjid Nurul Huda Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam acara GSJN (Gerakan Subuh Jamaah Nasional). Acara yang bertemakan “Pemuda Muslim Indonesia sebagai Penjaga Nafas Pancasila” tersebut sekaligus digelar dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89. Sabtu-Ahad (28-29/10).
Dalam kesempatan tersebut Presiden BEM UNS 2004 Nafi Muhammad Asrori memaparkan tentang pentingnya pergerakan pemuda muslim. Nafi menceritakan tentang peranan pemuda muslim dalam perjuangan kemerdekaan negara Indonesia. Oleh karena itu, maka pemuda harus memiliki sikap kritis terhadap lingkungan sosialnya.
Lebih lanjut di zaman sekarang pemuda muslim memiliki banyak peluangnya. Pengajar SMA IT Nurhidayah Surakarta Muhammad Ihsan Fauzi, S.Si, M.M. memaparkan banyaknya komposisi penduduk muslim Indonesia. Menurut Ihsan, umat muslim Indonesia adalah darah negara ini. Sehingga terpikul sebuah tanggung jawab untuk menentukan bagaimana Indonesia kedepannya. Akankah menjadi negara maju atau justru terbelakang.
“Dengan SDA dan SDM yang kita miliki harusnya kita mampu menjadi negara dengan kekuatan ekonomi baru di tahun 2030 mendatang bersama dengan Meksiko, Nigeria, dan Turki atau bisa disebut MINT countries,”terang Ihsan.
Pemuda muslim Indonesia harus terus mampu bersaing dalam rangka menjaga nafas pancasila. Ada delapan ranah kerja yang bisa digerakkan oleh pemuda muslim. Yaitu excellence in dakwah and islamic studies, excellence in tazkiyatunnafs, excellence in ibadah, excellence in leadership and citizenship, excellence in healthy, excellence in knowledge and science, excellence in social and enviromental service, dan excellence in entrepreneurship.[RN]