JAKARTA (Panjimas.com) – Pada hari Rabu (24/10) kemarin, Gerbang Betawi yang diinisiasi oleh Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, MS.i dan Dr. Ashari serta sejumlah profesional Betawi lainnya secara resmi dideklarasikan. Bertempat di Pusat Kebudayaan Betawi (Gedung Eks Kodim), Jatinegara, Jakarta Timur, sekaligus diadakan Pagelaran Seni Budaya Betawi bertajuk “Keriaan Betawi Jatinegara 2017”, sejak tanggal 25-28 Oktober
Saat Grand Launching Gerbang Betawi itu dihadiri oleh Walikota Jakarta Timur. Dalam moment tersebut juga dilakukan MoU untuk menjalin kemitraan dan kerjasama serta dukungan terkait Program pembangunan Gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi periode 2017-2022.
Gerbang Betawi adalah gerakan moral, intelektual, dan profesional. Gerakan ini diharapkan berfungsi sebagai agen perubahan (agent of change) atas pola pikir (mindset), perilaku (attitude), dan pola rasa (spiritualisme) masyarakat Betawi menuju ke arah yang lebih baik.
“Gerbang Betawi menciptakan sumberdaya manusia Betawi dengan intelektualitas, profesionalitas, dan moralitas (IPM) yang mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Direktur Eksekutif Gerbang Betawi dr. Ashari.
Sebagai catatan, Gerbang Betawi adalah lanjutan dari perjuangan KMB (Keluarga Mahasiswa Betawi) yang didirikan tahun 1978. Ini dibuktikan dengan 90% susunan pengurus GB adalah anggota KMB.
Gerbang Betawi merupakan gerakan kemasyarakatan yang berasal dari orang Betawi, oleh orang Betawi, dan untuk orang Betawi dalam meningkatkan marwah dan kesejahteraan serta harkat martabat orang Betawi.
Gerbang Betawi diharapkan menjadi penggerak pemberdayaan masyarakat Betawi melalui kegiatan ekonomi, pendidikan dan kebudayaan yang dibingkai dengan nuansa religiusitas keislaman Orang Betawi.
Perlu ditegaskan, bahwa Gerbang Betawi bukan gerakan politik dan tidak akan menjadi gerakan politik. Bahkan juga bukan kaki tangan partai politik tertentu dan tidak akan berpihak kepada partai politik manapun. Gerbang Betawi dibangun atas dasar kemandirian.
Ketua Panitia Pelaksana Grand Launching Gerbang Betawi, Prof. Sylviana Murni menjelaskan, dijadwalkan, pada hari Kamis (26/10/2017), pukul 20.00 – 21.00 akan dibacakan Deklarasi Gerbang Betawi dan Video Mapping yang bertempat di Gedung Pusat Kebudayaan Betawi eks Makodim Jatinegara.
Sedangkan pada hari Ahad (29/10/2017) pukul 15.30-17.45 bertempat di Hotel Grand Cempaka, akan dilakukan Pengukuhan Gerbang Betawi dan penandatanganan MOU dan launching BMT Gerbang Betawi Amanah serta Betawi Fund, sekaligus kerja sama dengan Bank Inovasi.
Untuk memeriahkan Grand Launching Gerbang Betawi akan dirangkai oleh beberapa kegiatan pendukung, antara lain menampilkan: Bazar dan Kuliner, Pameran Lukisan (Sarnadi Adam), Parade Seni Siswa, Fashion Show, Lomba Nyanyi Lagu, Pertunjukan Seni Budaya Betawi (Lenong, Gambang Kromong & Tanjidor), Atraksi Silat, Lomba Cerpen Betawi, Lomba Nyanyi lagu-lagu Betawi, Museum Mini, Band Betawi, hingga Video Mapping .
Tak kalah menarik, juga digelar Diskusi dengan tema “Melahirkan Juragan-juragan Muda Betawi” (Jum’at, 27 Oktober 2017) dengan narasumber Sandiaga Uno (Wakil Gubernur DKI Jakarta), Kresno Sediarsi (Direktur Utama Bank DKI), David Darmawan(CEO Socentix), Davi Kemayoran (Betawi Punya Distro). Hari Kamisnya (27 Oktober 2017) juga digelar Diskusi Publik “Going Green Betawi Punya Gaye” , Talkshow bersama Puteri Indonesia (Sabtu, 28 Oktober 2017).
MoU dengan Pemprov DKI
Sejalan dengan strategi pembangunan yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, Gerbang Betawi telah membentuk enam tim khusus untuk menggodok “5 Kemitraan” sesuai dengan visi, misi, dan filosofi Gerbang Betawi.
Keenam kemitraan tersebut terdiri dari Bidang Pendidikan, Bidang Budaya dan Pariwisata, Bidang Ekonomi Produktif dan Bidang Lingkungan Hidup.
Adapun di bidang pendidikan mencakup ide-ide beasiswa, pelatihan SDM, Program Satu keluarga Satu Sarjana dan sebagainya.
Sedangkan Bidang Budaya dan Pariwisata mencakup ide-ide memaksimalkan pengelolaan sentra-sentra Betawi seperti Setu Babakan, Condet, dan Gedung Eks Kodim. Juga ide memaksimalkan ikon-ikon budaya Betawi, seiring dengan amanat Perda dan Pergub Pelestarian Budaya Betawi.
Sementara itu di Bidang Ekonomi Produktif mencakup ide-ide pemperdayaan ekonomi masyarakat di kantung-kantung Betawi lewat program BMT, produk-produk kuliner, batik, dan lain-lain.
Kemudian di Bidang Lingkungan Hidup mencakup ide-ide agrowisata dan ekowisata, pemeliharaan kawasan pinggir sungai dan kawasan-kawasan lainnya yang dianggap membutuhkan penataan. [ES]