(Panjimas.com) – Mengimani Allah SWT tidak cukup sebatas meyakini Allah sebagai pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan, mengimani Allah SWT juga berarti meyakini bahwa Allah maha mengawasi setiap amal perbuatan manusia.
Banyak ayat yang menguraikan bahwa Allah swt senantiasa memperhatikan, mencatat, menghitung dan kelak akan membalas perbuatan hamba hambanya. Allah SWT berfirman :
Sungguh Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian (TQS An-Nisa 4:1)
Engakulah yang mengawasi mereka.engaku maha menyaksikan segala sesauatu (TQS Al- maidah 5:117). Keduanya menunjukan sifat Allah yang meliputi apa saja yang dia dengar dari semua yang di dengar. dia menyaksikan apa saja yang dilihat. dia mengetahui seluruh informasi yang kecil dan tersembunyi. dia maha mengawasi apa yang terbesit dan yang menggerakan pandangan, apalgi yang d gerakan oleh anggota tubuh.oleh karena itu kita harus meyakini Allah selalu mengawasi kita setiap saat.
Meyakini sifat Allah ar ra Raqib, akan mendorong kehidupan yang dinamis,produktif dan aman.,tetapi yang paling utama, karena sifat muroqobatullah (meyakini adanya pengawasan Allah) kehormatan,harta,dan jiwa akan terjaga karena sikap muroqobatulloh, akan mencegah seseorang berbuat aniyaya, seorang suami atau istri tidak akan menghinati pernikahan mereka karena ada nya muroqobatullah dan di dunia bisnis pedagang atakan menipu pembeli hanya untuk mendapatkan keuntungan yang tak seberapa. Mereka akan senatiasa takut dan diawasi oleh Allah.
Bercermin kepada para khilafah. Sejarah islam mencatat banyak prestasi kepemimpinan yang luar biasa dari para halifah kaum muslim berkat adanya sifat muroqabah, keadilan hukum tercipta, kemakmuran pun merata. Khalifah Umar bin Alkhatab, misalnya,sering menangis malam hari karena cemas memikirkan keadaan rakyatnya.dalam kesemptan lain ia berkata “Jika ada seokor unta mati karena disiasiakan, aku takut allah akan meminta pertanggung jawban ku.
Sekulerisme merusak. Sayangnya, saat ini akidah Islam ditengah umat justru digerus oleh faham sekulerisme (pemisah agama dari kehidupan) akibat sekulerisme, rasa takut pengaqasan Allah SWT tidak ada lagi kecuali dalam urusan ibadah belaka. [RN]
Penulis, Aan Nurhasanah
Cikarang, Bekasi