BANDUNG, (Panjimas.com) – Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Jawa Barat menyelenggarakan Talkshow Literasi, Literasi untuk Indonesia bertempat di Aula BPPTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Sabtu, (30/9). Kegiatan ini cukup menarik perhatian masyarakat, hal ini terbukti dengan banyak peserta yang hadir untuk mendapatkan ilmu dari para narasumber. Lebih dari 230 peserta dengan beragam latarbelakang profesi, mulai guru, pengawas, kepala sekolah, mahasiswa, serta penggiat literasi masyarakat.
Acara dibuka dengan penampilan siswa berprestasi dari sekolah yang didapingi oleh tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Yakni aksi pentasi seni tari Jaipong dari Haifa Febianca, siswi berprestasi SMPN 7 Bandung dan pentas seni silat oleh siswa dan siswi MI Muhammadiyah 02 Bandung. Turut hadir pula Dr. Hj. Lilis Rosita, M.Si, selaku perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Abdul Khalim selaku General Manajer Makmal Pendidikan, serta Manajer Program, Zaenal Umuri untuk memberikan sambutan.
Dr. Hj. Lilis Rosita, M.Si dalam sambutannya menjelaskan tentang kefokusan pemerintah Jawa Barat dalam program literasi. ”Program literasi sendiri sedang digalakkan oleh pemerintah Jawa Barat. Munculnya berbagai komunitas literasi dan lembaga masyarakat yang fokus dalam literasi dapat membantu program pemerintah yang hari ini sedang dijalankan.” Jelasnya.
Senada dengan Lilis Rosita, Abdul Khalim juga menjelaskan tentang peran Dompet Dhuafa dalam upaya meningkatkan budaya literasi. “Dompet Dhuafa adalah lembaga kemanusiaan yang menghimpun dana-dana titipan masyarakat dan dikembalikan kemasyarakat dalam bentuk program pemberdayaan. Dana-dana yang masuk boleh jadi ada yang berupa recehan, tapi kami akan memberikan program yang bisa menjadi masterpiece. Salah satunya adalah program Sekolah Literasi Indonesia yang sudah banyak diminati oleh masyarakat” ungkap Abdul Khalim dalam sambutannya.
Dilanjutkan oleh Zaenal Umuri yang memperkenalkan tentang Sekolah Literasi Indonesia (SLI) sebagai program peningkatan kualitas sekolah yang menitikberatkan pada peningkatan budaya sekolah dan sistem pembelajaran dengan kekhasan literasinya. Sampai dengan 2017 ini SLI telah diterima pada 44 sekolah yang tersebar diseluruh Indonesia.
Acara Talkshow Literasi menghadirkan beberapa narasumber yang telah ahli di bidangnya. Yakni, Hasanuddin S.Pd.I., MM seorang kepala sekolah MI Al Ikhlas Cianjur, ia juga pernah menjadi Penerima Program Sekolah Literasi Indonesia. Ada pula Hj. Euis Hasanah, S.Pd., M.M.Pd seorang penggerak West Java Leaders Reading Challenge (WJLRC), ia juga penghargaan sebagai guru teladan bidang literasi Jawa Barat dan menjadi Asosiasi Konsultan Sekolah Literasi Indonesia. Serta narasumber ketiga adalah Nero Taopik Abdullah, M.Pd selaku Founder Komunitas Ngejah.
“Sebagai penerima program SLI, kami telah mencapai beragam kemajuan yang dirasakan oleh seluruh warga sekolah. Kami mempunyai prinsip bahwa sekolah kami memang berada di kampung, tapi sekolah kami tidak boleh kampungan”, ujar pak Hasan.
Kang Opikpun menambahkan bahwa literasi itu sederhananya adalah “melek & faham”, oleh karenanya membaca adalah gerbang bagi setiap orang untuk melek dan faham terhadap beragam informasi yang ada dihadapannya. Ibarat kuali, literasi mampu menyediakan semuanya. Ada literasi keluarga, ekonomi, masyarakat dan lainnya. Membangun kesadaran literasi diseluruh masyarakat, selalu berkaitan erat dengan kerelawanan. Tantangannya adalah bagaimana cara memelihara jiwa kerelawanan yang terus terjaga? Disinilah peran komunitas yang tidak hanya berkiprah diluar tapi juga didalam tubuh komunitas.
Selanjutnya, Ibu Euis menjelaskan bahwa masyarakat termasuk guru harus berperan aktif dalam membudayakan literasi di sekolah. Karena tugas untuk membudayakan literasi bukan hanya guru bahasa, melainkan semua guru dan juga lapisan masyarakat.
Dalam kegiatan talkshow ini dihadiri juga oleh berbagai komunitas penggiat literasi yang diberikan stand untuk mempublikasikan karya-karya mereka. Komunitas yang turut hadir antra antara lain Komunitas Ngejah, Komunitas Media Pembelajaran (KOMED), Taman Baca Masyarakat (TBM) Eco, Geliats, Infinity (Visual), Brightway, Leeds, Kampung Membaca, Sekolah Literasi Indonesia, Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Jawa Barat, serta Gunamen.
Acara Talkshow literasi serta hadirnya komunitas yang fokus di bidang literasi ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi berbagai pihak untuk semakin meningkatkan budaya literasi di masyarakat. Karena pada hakikatnya, tanggung jawab peningkatan budaya literasi bukan hanya menjadi tanggung jawab guru atau pihak sekolah, namun tanggung jawab semua pihak. Mari tingkatkan budaya literasi untuk Indonesia yang semakin baik. [RN]