(Panjimas.com) – “Ikutilah kesalahan mu dengan perbuatan baik, maka niscaya Allah SWT akan menghapus kesalahan – kesalahan mu”.
Pada umumnya manusia begitu condong dan percaya pada kekuatan hati. Sehingga apabila sudah terlanjur membenci atau mencintai seseorang sulit untuk melepaskannya.
Hal ini wajar karena seorang insan mulia telah dititipkan rasa cinta dan kebencian dalam hati yang paling dalam. Sebuah karunia yang sangat luar biasa peran dan tanggung jawabnya dihadapan Allah swt.
Allah SWT berfirman ” Jika bapak – bapakmu, anak-anakmu, istri – Istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya, Dan rumah -rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul- Nya dan daripada berjihad di jalan -Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan -Nya. Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. at- Taubah: 24)
Dalam tafsirnya Ibnu Katsir menjelaskan bahwa, Allah SWT sangat mengecam orang-orang yang mencintai kerabatnya, harta bendanya, perusahaannya, dan tempat tinggalnya lebih daripada mencintai Allah swt dan Rasul -Nya, lebih daripada melakukan jihad di jalan -Nya. Yakni, agar mereka menunggu apa saja yang dikenakan kepada mereka kelak bila Allah telah memutuskan sesuatu hukuman bagi mereka.
Dalam kehidupan ini banyak juga manusia yang terjerumus kedalam syahwat cinta dunia. Setiap gerakan dan aktifitasnya hanyalah untuk kepentingan dunia semata. Hal ini membuat ia semakin jauh dari Allah swt.
Di satu sisi ada juga yang diberi hidayah oleh Allah swt. Sehingga ia sadar kemana ia akan bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka seperti Inilah yang dinamakan Move on.
Ketika kebenaran itu datang mereka langsung menjemputnya. Sebab Kesadaran telah lahir dan mengalir dalam jiwanya. Mereka meyakini setiap nasehat kebaikan yang datang merupakan peringatan Allah swt kepadanya.
Inilah yang di namakan Move on menuju kepada hidayah Allah swt. Sebab manusia banyak yang tidak mudah untuk melepas segala kenikmatan yang membelenggu dirinya, setiap hari ia berusaha bagaimana untuk berfoya -foya dengan kenikmatan itu, bagaimana agar ia bisa keliling dunia demi hanya memenuhi hastratnya.
Padahal kenikmatan itu akan di minta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT jangan larut -larut dalam memikirkan dunia ini. Jangan menenggelamkan pikiran dan kekuatannya hanya untuk meraih Kenikmatan dunia, lalu mengabaikan perintah -perintah Allah swt. Tetapi Jadikan Kenikmatan dunia sebagai ladang untuk beramal shaleh. Jadikan dunia sebagai ladang untuk berlomba -lomba dalam ketaatan pada sang Ilahi.
Dalam Hadist yang di riwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda ” kamu belum dapat di sebut orang yang beriman sebelum kamu mencintai Allah dan Rasul -Nya melebihi segala sesuatu yang lain.
Hadits itu sudah cukup jelas secara tegas mengatakan bahwa cinta kepada Allah dan Rasul -Nya harus di atas segala -galanya. Namun apakah kita sadar dan terbetik dalam hati kita untuk mau berubah? Inilah yang di namakan ujian keimanan. Sejauh mana kita mempertahan kenikmatan itu dan mengabaikan perintah dr Allah swt. Dan yakin dan percayalah pintu hidayah akan selalu terbuka untuk ummat manusia. Hanya saja bagaimana kita mau menjemputnya dan mau untuk move on dari segala hal yang membelenggu.
Ketahuilah bahwa ada jaminan yang lebih mulai jika kita mencintai Allah swt dan Rasul Muhammad diatas segala -galanya. Dalam Hadist Qudsi Allah swt berfirman “Hai anak Adam, aku ciptakan kalian untuk beribadah Kepada-Ku, maka jangan main -main. Aku telah menjamin rezeki mu, maka jangan bersusah payah mencarinya. Hai anak Adam, carilah Aku, Kamu akan menemukan-Ku. Jika kamu menemukan -Ku, maka kamu menemukan segalanya. Jika kamu kehilangan -Ku, maka kamu kehilangan segalanya. Dan Aku Mencintaimu melebihi segalanya.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah berkata Inilah kesempurnaan kekuatan cinta dan benci!
Ia tidak akan sempurna melainkan dengan dua kekuatan, yaitu kekuatan pengetahuan dan keberanian hati. Kecintaan dan kebencian seseorang akan lemah seiring dengan perbuatannya tentang tingkatan tingkatan yang di cintai dan yang di benci.
Oleh karena itu jangan pernah ragu dan takut untuk move on. Semakin kita mau mendekatkan cinta pada Sang Rabb, maka kenikmatan -kenikmatan akan selalu di curahkan. [RN]
Move on yuk….
Penulis, M Hamka Syaifudin
Mahasiswa STIT Hidayatullah Batam