BATAM, (Panjimas.com) – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam, Kepulauan Riau, mengadakan studium generale (kuliah perdana atau kuliah umum) Pembukaan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam Tahun Ajaran 2017-2018.
Kuliah perdana kali ini terasa istimewa karena mendatangkan guru besar sekaligus Ketua Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) Prof. DR. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag sebuah jabatan yang menentukan baik tidaknya sebuah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Kuliah perdana dilaksanakan di gedung Asia Raya pada Ahad, (03/09/2017) pagi, dengan mengambil tema “Mencetak Sarjana Kader Berkarakter Pendidik Sebagai Pelopor Pembangunan Bangsa”. Acara dihadiri oleh para Dosen, calon Mahasiswa serta pengurus Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Batam.
Dalam pemaparannya, Akhmad Mujahidin menegaskan, tantangan mahasiswa pada era sekarang ini sangatlah berat, karena begitu banyak tantangan yang harus dihadapi baik di internal maupun eksternal. Ini semua membutuhkan para sarjana kader yang berkualitas untuk menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan sekarang ini.
Para peserta pun tampak serius mendengarkan setiap materi yang diberikan oleh narasumber dengan menggunakan slide, contoh-contoh, dan analogi yang aplikatif.
Menurut Guru Besar UIN Sultan Syarif Kasim Riau ini, STIT Hidayatullah Batam harus bisa menghadapi tantangan global ini dengan mencetak dan mengeluarkan para sarjana yang produktif, aplikatif, dan propesioanal.
Sebab, katanya, pada saat ini sangat minimnya pendidikan yang berbasis Agama, yang mana sangat berdampak pada adab dan akhlak para siswa, tidak heran kalau banyak nya tawuran antar pelajar dimana-mana itu semua disebabkan kurangnya para sarjana yang propesional dibidangnya sehingga ya dalam mengajar semau-maunya saja.
Lanjutnya, Hidayatullah Batam telah memenuhi syarat utama dalam mendirikan dan mendaftarkan Perguruan Tinggi, dalam proses pemeriksaan akan dipermudah karena tiga hal: pertama, pendidikan berbasis pesantren. Kedua, adanya tokoh berpengaruh di lembaga itu
Dan terakhir diajukan oleh lembaga yang sudah besar dan mempunyai cabang di setiap daerah.
Pada tahun ajaran pertama ini STIT Hidayatullah hanya boleh menampung 120 mahasiswa dan mahasiswi yang terdiri dari 2 prodi yaitu, Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI) dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Beliau mengimbau agar segera menyusun kurikulum dengan memasukan pelajaran wajib dan menambahkan pelajaran tentang kelembagaan. [RN]