(Panjimas.com) – Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Merdeka, Merdeka, Merdeka !
Flashback ke 72 tahun yang lalu, tepat pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945, hari dimana terjadi peristiwa paling bersejarah bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada waktu itu di umumkan atau dibacakan teks Proklamasi, yang menandakan bahwa Indonesia telah merdeka. Merdeka dari penjajahan, merdeka dari Kedzoliman , merdeka dari Kebodohan dan merdeka dari segala bentuk penindasan. Sebagai bentuk penghargaan terhadap peristiwa Proklamasi, marilah sejenak kita baca dan hayati isi tek Proklamasi tersebut.
PROKLAMASI
Kami bagsa Indonesia dengan ini menyataan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 -8-1945
Atas nama Bangsa Indonesia
Soekarna-Hatta.
Teks Proklamasi di atas di bacakan oleh Ir.Soekarno yang dikenal sebagai bung Karno. Beliau adalah sosok Proklamator Indonesia yang juga Presiden Pertama Indonesia. Mungkin sangat sedikit yang mentafsirkan bahwa perjuangan bung Karno dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia salah satunya adalah di landasi semangat ber-Islam. Bung Karno adalah kader militan salah satu ormas terbesar di dunia yaitu Muhammadiyah. Sejak umur 15 tahun Bung Karno belajar Agama langsung dengan pendiri Muhammadiyah yaitu Kiyai Haji Ahmad Dahlan. Pada tahun 1938 Bung Karno resmi menjadi Anggota Muhammadiyah. Hasil belajar Agama Islam inilah yang menurut kami menjadi salah satu landasan perjuangan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan. Karena Perjuangan kemerdekaan adalah spirit islam yang sesuai dengan Visi Muhammadiyah.
Perjuangan Bung karno yang berlandaskan semangat Islam ini, semakin kami yakini dengan apa yang disampaikannya saat berpidato pada penutupan Muktamar Muhammadiyah setengah abad tahun 1962 di Jakarta. Bahwa, Bung Karno ingin tetap menjadi anggota ormas Islam yaitu Muhammadiyah dan ketika meninggal nanti ingin di kafani bendera Muhammadiyah. Berikut kutipan Isi Pidato Bung Karno :
“Tatkala umur 15 tahun, saya simpati kepada Kiyai Ahmad Dahlan, sehingga mengintil kepadanya, tahun 1938 saya resmi menjadi anggota Muhammadiyah, tahun 1946 saya minta jangan dicoret nama saya dari Muhammadiyah , tahun 1962 ini saya berkata, moga-moga saya di beri Umur panjang oleh Allah SWT. Dan jikalu saya meninggal, supaya saya dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan saja”
Hal ini berarti Perjuangan Bung Karno memerdekakan Indonesia yang merupakan perjuangan dunia adalah bagian dari amalan Agama Islam. Beliau ingin hidup dalam anggota atau bagian keluarga Islam dan ketika meninggal ingin di antar oleh saudara Islam. Karena Muhammadiyah berdiri sebagai tempat untuk memperjuangakan Agama Islam.
Sejak jaman penjajahan, jauh sebelum Indonesia merdeka Para Tokoh Islam berjuang mati-matian untuk kemerdekaan Indonesia. Para Tokoh Islam berjuang untuk memerdekakan Indonesia karena Kemerdekaan adalah sesuai dengan Ajaran Islam. Berikut beberapa Tokoh Islam yang telah berjuang memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan telah di nobatkan oleh pemerintah sebagai Pahlawan Nasional:
Ahmad Dahlan adalah pendiri Muhammadiyah pada tahun 1912 jauh sebelum Indonesia Merdeka, dengan berbagai cara berusaha memerdekakan bangsa Indonesia baik lewat dunia pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain untuk melawan penjajah. Tidak berhenti memperjuangkan kemerdekaan Indonesia saja, namun Muhammadiyah yang didirikannya terus berkiprah hingga saat ini dalam menjaga, merawat Indonesia melalui berbagai bidang amal usahanya.
Amal Usaha Muhammadiyah yang hingga saat ini tercatat muhammadiyah.id yaitu 4.623 Taman Kanak-Kanak/TPQ, 2.252 Sekolah Dasar/MI, 1.111 SMP/MTS, 1.291 SMA/SMK/MA, 67 pondok Pesantren, 171 Perguruan Tinggi( Universitas,Sekolah Tinggi, Institut dll), 2.119 Rumah Sakit, 318 Panti Asuhan, 54 Panti Jompo, 82 rehabilitas Cacat, 71 Sekolah Luar Biasa, 6.118 Masjid, 5.080 Mushola, 20.945.504 M2, puluhan juta kader bangsa yang dicerdaskan Muhammadiyah dan Ratusan Juta Masyarakat Indonesia yang ikut merasakan baik fasilitas maupun pelayanan Muhammadiyah, serta masih banyak sekali amal usaha yang belum tercatat/terupdate. Untuk mengingat Perjuangan KH Ahmad Dahlan, maka Pimpinan Muhammadiyah mengabadikan sejarah KH. Dahlan dalam pendirian Muhammadiyah berupa film “ Sang Pencerah”.
Siti Walidah atau Nyai Walidah dan lebih dikenal Nyai Ahmad Dahlan adalah Istri dari KH. Ahmad Dahlan. Nyai walidah adalah seorang pemuka Agama yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Nyai Walidah adalah Pendiri dan Penggerak Organisasi Perempuan Pertama di Dunia. Pada tahun 1914 Nyai walidah mendirikan Organisasi Sopo Tresno yang sekarang adalah Aisyiyah. Organisasi Aisyiyah yang di pimpinnya ini berperan aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan mulai dari mencerdaskan anak dimadrasah, merawat anak yatim dan jompo, menyiapkan perlengkapan perang dan menyediakan bahan makanan saat perang melawan Penjajah. Tidak berhenti memperjuangkan kemerdekaan Indonesia saja, namun Aisyiyah yang didirikannya terus berkiprah hingga saat ini dalam menjaga, merawat Indonesia melalui berbagai bidang amal usahanya.
Amal Usaha Aisyiyah yang hingga saat ini tercatat Aisyiyah.or.id yaitu Rumah bersalin berjumlah 64 buah, Rumah Sakit Uum Aisyiyah berjumlah 15 buah, Rumah Sakit Ibu dan Anak berjumlah 7 buah, Balai pengobatan berjumlah 27 buah, Balai Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 44 buah, Apotik berjumlah 18 buah, Posyandu Lansia berjumlah 52 Buah, PPKS berjumlah 17 buah, Universitas dan sekolah tinggi berjumlah 21 buah, Amal Usaha Pendidikan berjumlah 23.772 buah ( Kelompok bermain berjumlah 1.285 buah, Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD berjumlah 8.816 buah, Taman kanak-kanak berjumlah 5.717 buah, Tempat pengasuhan anak/TPA berjumlah 72 buah, Taman pendidikan Al Quran 1.579 buah, Sekolah Dasar berjumlah 18, MI berjumlah 5, SMP berjulah 4 buah, Mts berjumlah 8 buah, SMK berjumlah 5, SMU berjumlah 3 buah, MA berjumlah 5, Madrasah Diniah Aisyiyah Putri berjumlah 229 buah,
Selanjuptnya, Pesantren berjumlah 3 buah, Sekolah uar Biasa berjumlah 18 buah, Pendidikan non formal berjumlah 4.280 buah, Sekolah berkebutuhhan Khusus berjumlah 18 buah, Kelompok pendidikan keaksaraan berjumlah 3.904 buah), Lembaga kesejahteraan Sosial Anak/Panti Asuhan berjumlah 185 Buah, Koperasi berjumlah 568 buah, Pendampingan dan pemberdayaan ekonomi berjumlah 1.426 buah, Pusat Bantuan Hukum diseluruh level pimpinan dari pusat, wilayah, daerah, cabang ranting se indonesia. Untuk mengingat Perjuangan Nyai Ahmad Dahlan, maka Pimpinan Muhammadiyah mengabadikan sejarah Nyai Ahmad Dahlan dalam pendirian Aisyiyah berupa film “Nyai Ahmad Dahlan”. Film Siti Walidah pada bulan Agustus 2017 tahun ini akan dilauncing dan diputar film Layar lebar di bioskop seluruh Indonesia.
Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah pendiri sekaligus Bapak Tentara Nasional Indonesia (TNI). Jenderal Sudirman adalah Pemimpin terdepan BKR yang sekarang menjadi TNI dalam melawan Penjajahan melawan Belanda dan Inggris. Dengan strateginya dalam berperang yaitu bergerlya meski dalam keadaan sakit dan ginjal hanya satu namun dengan semangat juangnya yang tinggi jenderal Sudirman mampu ikut serta mengusir penjajah dari negara Indonesia tercinta ini. Sudirman adalah Tokoh Islam yang taat dan rajin, terbukti saat di Yogyakarta Dia selalu mengikuti Pengajian malam Selasa di Gedung Aisyiyah Kauman. Selain Itu Jenderal Sudirman juga menjadi Ustadz/Guru Muhammadiyah dan Kepala Sekolah HIS Muhammadiyah Cilacap. Saat di Cilacap dia juga belajar menyerap spirit Agama Islam kepada KH. Ahmad Dahlan. Ketaatannya kepada agama Islam membuat semakin besar semangat Juang melawan Penjajahan, Karena penjajahan tidak sesui dengan perikemanusian dan tidak sesui juga dengan ajaran Islam.
Tidak berhenti disitu saja, jenderal Sudirman setelah di bacakan Proklamasi Kemerdekaan tetap berjuang mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Jenderal Sudirman memberi amanat pada kegiatan ta’aruf Keluarga Besar Muhammadiyah menyampaikan persatuan dan tetap mempertahankan Kedaulatan Indonesia agar dapat bersyukur dan gembira yang abadi. Amanat tersebut dimuat di majalah Suara Muhammadiyah bulan juli 1946 yang isi kutipannya adalah sebagai berikut “ Kutkan persatuan kita. Pegang teguh pendirian kita, berjuang terus di bawah satu Komando, mewujudkan dan mempertahankan kedaulatan serta kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia supaya dapat syukur dan gembirayang abadi. Sekali Merdeka tetap Merdeka ! Sekali diproklamasikan, tetap dipertahankan.”
Hasyim Asyari Adalah Sosok Tokoh Islam, Ulama Karismatik yang di segani oleh banyak orang. Beliau adalah Pendiri Organisasi terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama ( NU ). Pada tanggal 31 januari 1926 M bertepatan 16 rajab 1344 H , KH. Hasyiim Asyari beserta Ulama Pesantren bersepakat mendirikan Nahdlatul Ulama ( NU ). KH. Hasyim Asyari menjadi Rais Akbar ( Ketua) Nahdlatul Ulama untuk yang pertama kalinya. Bersama Pondok pesantren KH. Hasyim Asyari dan ulama lainnya berjuang merebut kemerdekaan. Bahkan berdasarkan web NU.or.id , pada tanggal 17 september 1945 KH. Hasyim Asyari mengeluarkan sebuah fatwa Jihad yang berisikan ijtihad bahwa perjuangan membela tanah air sebagai suatu jihad fi sabilillah. Fatwa ini merupakan bentuk penjelasan atas pertanyaan Presiden Sukarno yang mmemohon fatwa Hukum mempertahankan Kemerdekaan bagi Umat Islam. Ini artinya Sukarno meyakini bahwa mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah berdasarkan Dalil atau Fatwa Agama Islam.
Selanjutnya pada tanggal 25 September 1945 dibentuklah cabang-cabang Laskar Hizbullah yang dipimpin oleh KH. Abdulnafik, anggota hizbullah tersebut terdiri dari unsur Pemuda ansor ( Nahdlatul Ulama) dan Hizbul Wathan ( Muhammadiyah), laskar Hizbullah berjuang mati-matian mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Hingga saat Ini Nahdlatul Ulama terbukti ikut aktif mengisi kemerdekaan melalui puluhan ribu lembaga pendidikan dan pondok pesantren dan lain sebagainya. Pimpinan Nahdlatul Ulama dalam mengenang Perjuangan KH.Hasyim Asyari dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan meluncurkan Film berjudul “Sang Kiyai”.
Sutomo yang dikenal dengan nama Bung Tomo adalah Tokoh Islam yang berjuang melawan penjajahan. Bung Tomo lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. Peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat dengan pidatonya untuk melawan penjajahan belanda melalui tentara NICA sehingga di sebut Pahlawan yang tangguh. Perjuangan Bung Tomo berakhir dengan pertempuran 10 November yang saat ini diperigati sebagai hari Pahlawan nasional. Jiwa Patriot yang lahir dari kekuatan iman seorang Musli adalah jiwa patriot yang ada dalam dada Bung Tomo. Perjuangan Bung Tomo membela negara Indonesia di lakukan dengan Ikhlas karena Allah SWT. Karena Bung Tomo meyakini bahwa Kemerdekaan adalah bagian dari perintah Agama Islam.
Di hormati kawan dan disegani lawan adalah sosok yang nampak dari Bung Tomo. Pada saat Surabaya diserang habis habisan oleh pasukan Inggris, Bung Tomo tampil dengan Gagah berani dan penuh semangat menjadi penggerak dan pembangkit semangat masyarakat Surabaya waktu itu. Seruan-seruan lewat siaran-siara radio yang penuh motivasi semangat perjuangan membuat Bung Tomo terkenal dan mudah di ingat hingga saat ini. Dalam setiap Pidato dan melakukan Seruan Bung Tomo mengawali dan diakhiri dengan Basmalah, kumandang Takbir dan pekik Merdeka.
Pangeran Diponegoro , Imam Bonjol, Cut Nyak din, KH. Mas Mansur, Ki Bagus Hadikusumo dan masih sangat banyak Tokoh Islam yang berjuang mati-matian merebut, menyiapkan hingga mempertahankan serta mengisi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gelar Pahlawan Nasional beberapa tokoh Islam dan riwayat perjuangan memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia di atas menunjukkan semangat Islam sebagai Ghiroh utama dalam memerdekakan Indonesia begitu besar. Maka sudah menjadi kewajaran bagi umat Islam yang dahulu berjuang mati-matian, kini anak cucunya harus ikut bertanggung jawab mempertahankan dan mengisi Kemerdekaan Indonesia.
Melihat kondisi saat ini sungguh miris, disaat Indonesia berusia lebih dari setengah abad yaitu 72 tahun merdeka karena Perjuangan Tokoh Islam, justru ada upaya-upaya pihak tertentu yang semakin menjauhka antara Negara dan nilai-nilai Agama, bahkan terkesan menyudutkan Agama Islam. Sebut saja salah satu contohnya adalah Tuduhan atau pembangunan Opini publik bahwa Terorisme pelakunya adalah diidentikan dengan Islam, padahal dalam ajaran Islam tidak di perintahkan tindakan teroris atau tindakan tidak baik lainnya.
Kasus Penangkapan oleh Densus 88 di beberapa tempat Ibadah, adalah termasuk tindakan semana-mena apalagi yang ditangkap belum terbukti bersalah. Kami tidak membahas proses lebih lanjut penangkapan yang dilakukan oleh Aparat pemerintah tersebut, namun pada dasarnya pembangunan Opini Publik tentang terorisme di identikkan oleh Agama Islam adalah salah besar. Karena Agama Islam adalah agama yang mengajarkan Perdamaian, Keharmonisan dan kasih sayang kepada semua Umat manusia.
Selanjutnya agenda-agenda perayaan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia di atas batas semakin membuat prihatin. Perayaan Kemerdekaan yang mengandung Unsur Maksiat seperti Dangdutan Koplo, berfoya-foya atau pesta besar-besaran yang sejatinya tidak sejalan dengan norma agama maupun Budaya Indonesia. Dan semua kegiatan tersebut pasti menelan biaya yang tidak sedikit. Apakah kegiatan kegiatan yang tidak sesuai norma agama dan budaya Indonesia tersebut membuat masyarakat mengilhami perjuangan para pendiri bangsa terdahulu? Mungkin jawabannya adalah Tidak. Harusnya para pemimpin bangsa dan Tokoh Masyarakat dimanapun berada yang paham akan perjuangan Para Pahlawan Nasional, mengarahkan dengan aturan perayaan kegiatan yang Positif dan sesuai Norma agama serta Budaya Insonesia. Contoh kegiatan yang positif tersebut adalah mengadakan berbagai lomba dengan tema Agama dan Budaya Indonesia. Dengan begitu pasti masyarakat mampu mengilhami dan mengingat Perjuangan para pahlawan terdahulu.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibangun dan di perjuangkan atas dasar Spirit Agama Islam. Maka sudah seyogyanya Indonesia saat ini dan kedepan diisi, dipertahankan dan dikelola sesuai norma agama. Apabila ada upaya memisahkan atau bahkan melupakan agama maka tunggulah kehancurannya. Betapa banyak bencana dan masalah negara ini akan datang. Memang bencana dan masalah sudah datang silih berganti Ke Indonesia, kejadian tersebut memang baru ditimpakan dibeberapa tempat karena bersifat peringatan. Agama islam Sebagai Solusi Atas segala bencaana dan masalah. Karena Agama Islam adalah dasar semangat untuk Merdeka.
Allahu Akabar ! Merdeka !
[RN]
Penulis, Joko Triyanto,S.Kom.M.Pd.I.
Ketua DPD IMM Jawa Tengah Bidang Tabligh dan Kajian ke-Islam-an