JAKARTA (Panjimas.com) – Pengurus gerakan Indonesia Tanpa JIL (ITJ) akan kembali menggelar acara tahunannya yakni Silaturahim Nasional (Silatnas) 2017. Tema Silatnas ITJ tahun ini adalah Ukhuwah di Jalan Dakwah.
“Silatnas tahun 2017 ini kembali kami gelar dan laksanakan sebagai sarana sarana mewujudkan kembali jatidiri gerakan #IndonesiaTanpaJIL sekaligus sebagai sarana ajang perumusan strategi dan pembahasan program agenda ITJ secara nasional,” ujar Irfan Dzulhij selaku Ketua Pelaksana Silatnas tahun 2017 ini.
Gelaran acara yang akan dilaksanakan pada tanggal 5-6 Agustus 2017 besok di Cisarua, Bogor Jawa Barat ini akan dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta dari perwakilan pengurus dan perwakilan dari chapter chapter yang ada di seluruh Indonesia.
Irfan Dzulhij kembali menjelaskan, bahwa salah satu tujuan diadakan Silatnas ini adalah juga sebagai sarana merajut kembali tali silahtirahim dan ukhuwah bagi para pegiat dan pengurus chapter di Indonesia. Sekaligus sebagai sarana saling sapa antar pegiat dan pengurus untuk bernostalgia sesama pejuang diawal pergerakan Indonesia Tanpa JIL.
“Indonesia Tanpa JIL adalah sebuah gerakan yang muncul sebagai salah satu upaya perlawanan atas berkembangnya pemahaman dan pemikiran yang menyerang kemurnian ajaran Islam terutama lewat paham sekulerisme, pluralisme dan liberalisme,” terangnya ketika diminta menjelaskan tentang tujuan berdirinya gerakan Indonesia Tanpa JIL (ITJ).
Irfan menambahkan bahwa di Indonesia paham sekulerisme, plurarisme dan liberalisme tersebut secara masif banyak dipropagandakan oleh individu individu atau lembaga semisal JIL (Jaringan Islam Liberal) serta lembaga lembaga lain yang secara pemikiran dan misi yang sama.
“Dalam perjalananya gerakan Indonesia Tanpa JIL telah mengalami berbagai momentum perkembangan yang menggembirakan. Sejak dari diinisiasi sampai saat ini ITJ tercatat mempunyai 25 Chapter se Indonesia baik chapter wilayah maupun lembaga. Begitu juga beragam kegiatan telah dilaksanakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya pemikiran Islam liberal,” pungkasnya. [ES]