SUKOHARJO (Panjimas.com) – Silaturrahmi Daerah IIBF (Indonesian Islamic Business Forum) Sukoharjo menggelar Milad ke V di Ruang Meeting Soto Pak Harno, Begajah, Sukoharjo, Jumat (4/8/2017).
Presiden IIBF, Ir. Heppy Trenggono mengatakan bahwa peran IIBF bukanlah masalah produksi atau produk tetapi persoalan karakter pengusaha muslim.
“Pergerakan yang mengambil posisi pembangunan karakter pengusaha muslim. Karena kita ketinggalan percaturan bisnis dalam negeri dan luar negeri,” katanya pada Panjimas.com.
Lembaga yang ingin mencetak 1 juta pengusaha muslim sukses di tahun 2020 ini, menurut Heppy seharusnya bangsa Indonesia bisa menjadi market. Demi menyambut pangsa pasar tersebut, IIBF membuat program gerakan “Beli Indonesia”.
“Kekuatan kita dilihat dari kekayaan alam, kita punya semuanya, tapi ternyata tidak menjadi modal. Yang kedua populasi penduduk kita besar, tapi kok tidak ada produk muslim, produk kita sendiri, ini persoalan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ifan S Hadi, pembina IIBF Sukoharjo menjelaskan bahwa usaha seringkali terjebak pada riba. Untuk itu, IIBF harus bisa lepas dari riba dan membantu Unit kecil menengah bebas dari riba.
“Tujuan kita mengembangkan usaha di daerah-daerah dengan sistem yang syari. Banyak usaha kecil itu butuh modal usaha tetapi terlibat dengan riba. Maka kita akan pikirkan ini, karena na’udubillahi min dzalik, bahwa riba itu dosanya besar sekali,” ujar Ifan. [SY]