JAKARTA (Panjimas.com) – Tahun 2017 ini, Rumah Zakat genap berusia 19 tahun. Sebuah usia yang relatif muda bagi sebuah organisasi untuk merealisasikan visi dan misinya. Meskipun demikian, banyak target perbaikan kualitas kinerja dan karya untuk bangsa yang menjadi komitmen Rumah Zakat. Diantaranya adalah memberikan layanan terbaik bagi donatur, mitra, dan masyarakat penerima manfaat program pemberdayaan dana Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang dikelola.
Komitmen dan kinerja Rumah Zakat mendapatkan apresiasi yang hangat dari publik. Diantaranya adalah terpilihnya Rumah Zakat menjadi #1 Champion Indonesia Original Brand (IOB) yang dirilis oleh Majalah SWA dan SWA Business Digest, untuk kategori ZIS. Empat variabel yang diukur dalam survei IOB ini adalah satisfaction, loyalty, advocation, dan local brand competitiveness level.
Satisfaction diukur dari pernyataan responden tentang kemampuan lembaga untuk memenuhi fungsi utama kualitas yang ditawarkan, serta perbandingan manfaat dan biaya. Loyalty diukur dari seberapa besar kesukaan terhadap brand Rumah Zakat dan kemungkinan menggunakan kembali layanan di masa akan datang. Local Brand Competitiveness Level diukur dari kecenderungan penggunaan brand jika dibandingan dengan brand sejenis dari luar negeri.
Advocacy diukur dari perbincangan, rekomendasi, dan pembelaan yang dilakukan oleh responden, termasuk diantaranya di dunia online. Saat ini, kami lebih mengoptimalkan teknologi digital sebagai sarana utama untuk menggaet donatur baru dan melayani donatur yang sudah lama.
“Kami juga terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan misi yang kami pegang yaitu memberdayakan dana zakat untuk pembangunan masyarakat,” papar Nur Efendi, CEO Rumah Zakat.
Survei ini menjadi salah satu referensi mendasar bagi Rumah Zakat untuk senantiasa memberikan kinerja terbaik bagi seluruh stakeholder terkait. Hal ini direaliasikan diantaranya dengan mewujudkan 1.081 Desa Berdaya di seluruh Indonesia di tahun 2017.
Unit-unit layanan berupa Klinik RBG, Sekolah Juara, ambulans, mobil klinik, dan semua yang bisa diakses secara gratis oleh masyarakat yang membutuhkan pun tidak luput menjadi prioritas.
Selain itu, komitmen pemberdayaan UKM agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang berdaya pun menjadi salah satu fokus yang ditingkatkan. Secara keseluruhan, upaya ini dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.
Tidak hanya di Indonesia, aktivitas kemanusiaan pun dilakukan oleh Rumah Zakat di berbagai Negara yang dilanda konflik. Diantaranya adalah Myanmar, Suriah, Somalia, Palestina, dan Negara lainnya.
“Kami mengucapkan terima kasi atas dukungan dan kolaborasi dari para donatur, mitra, dan masyarakat Indonesia yang telah menjadi bagian tumbuh kembang Rumah Zakat di Indonesia, Nusantara, dan dunia. Semoga semakin banyak karya yang bisa ditorehkan melalui berbagai sinergi untuk negeri.” (desastian)