SOLO (Panjimas.com) – Rasa Haus menjadi orang kaya adalah dambaan setiap orang yang telah memasuki masa usia bekerja. Namun terkadang takdir Allah subhanahu wata’ala tidak sesuai yang didambakan setiap orang yang ingin menjadi pengusaha sukses.
Untuk itu, Perkumpulan Pengusaha Muslim Indonesia (PPMI) kembali menggelar seminar bertema “Meraih sukses dan menyelesaikan masalah dengan Cara Allah” di Gedung Al Irsyad, Solo.
“Solo dalam sebulan ini sudah menggelar 2 kali seminar semacam ini, dan anda lihat sendiri 800an orang telah terdaftar. Artinya apa? Ini banyak orang bermasalah dengan usahanya, ya memang mungkin ada yang tertarik ingin menjadi pengusaha,” beber Ustadz Nur Huda, Ketua PPMI Solo Raya, Sabtu (8/7/2017).
Komunitas yang telah memiliki 40 cabang di Indonesia ini, memiliki visi dan misi berdakwah kepada orang bermasalah dengan usahanya, namun tidak menemukan solusi yang tepat dan benar. Uswatun Hasanah, Sekretaris PPMI mengaku setiap digelar seminar PPMI selalu mendapatkan respons yang bagus.
“Kemarin dengan persiapan 5 hari saja kita sudah kewalahan harus pindah tempat. Karena yang daftar antusias sekali, mencapai 800 an peserta. Peserta ini menunjukkan masih butuh orang, untuk mendapat solusi masalah, maka kita arahkan kembali ke Allah,” timpal Hasanah.
Sementara itu, Ustadz Yudi Faisal, S.Ag, pemateri seminar lebih banyak menunjukkan film motivasi bersedekah dan beramal kebaikan. Tak lupa, dia mengingatkan selama mengikuti seminar senantiasa berzikir membaca istigfar kepada Allah.
“Yang pertama selalu mendahulukan sholat meski dalam kondisi penting. Ini bapak ibu raja Salman saat kedatangan tamu Barak Obama langsung ijin meninggalkan sholat. Kedua kita juga mendoakan pemimpin muslim untuk selalu ingat sholat tepat waktu,” tandasnya.
PPMI membagi 3 level bagi anggotanya yang telah menjadi member. Yakni level pertama pendaftar sebagai anggota, level dua didorong harus berjualan dan level tiga harus menjadi motivator, yang bisa ngomong dan menyampaikan diatas panggung.
Ustadz Yudi meminta dengan tegas pada peserta untuk meninggalkan pekerjaan di Bank. Sebab jelas terlibat dengan riba yang dalam Al Quran diancam dengan peperangan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
“Jangan kerja di Bank, kalau ada yang masih segera tinggalkan. Kita tidak rela anak istri kita memakan harta riba, Bank, masyaAllah itu Riba. Sekarang, bagaimana anda punya bisnis yang selalu bisa ingat kepada Allah itu yang paling penting. Yang penting hidup itu cukup, gini ibu, cukup pas ingin Umroh ada duitnya, pengin mobil ada duitnya. Ayo banyak istigfar bapak ibu,” tegasnya. [SY]