SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) mulai mempersiapkan perannya dalam menghadapi Pemilu Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Hal ini ditegaskan saat diskusi santai di Gedung Siti Walidah lantai 6, Sukoharjo, Selasa (4/7/2017).
Eko Pujiatmoko, ketua PDPM (Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah) Sukoharjo, menjelaskan pada pemilu ke depan sudah terkonsep. Hingga teknis dalam pemilu tinggal menunggu Undang-undang yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Semua mau menunggu Undang-undang pemilu, bahkan DPR juga sama,” ucapnya membuka diskusi.
Lebih lanjut, Koordinator Nasional (kornas), Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Sunanto mengatakan bahwa kecurangan dalam Pemilu akan tetap ada. Hanya saja pihaknya tetap akan memantau dan berkoordinasi dengan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu).
“Untuk berdebat pada bab demokrasi memang masih panjang. Tapi saat ini kalau proses pemilunya sudah keliru maka hasil pemilunya akan keliru,” kata Cak Nanto panggilan akrabnya.
Sebagai kader Muhammadiyah, Cak Nanto ikut mendorong angkatan muda ikut mengambil peran dalam Pemilu. Jika belum berani menjadi Calon Legislatif, menurut dia minimal ikut memantau proses Pemilu yang jauh dari kecurangan.
“Kita memang susah untuk mendesain kader yang sesuai dengan job. Kalau AMM belum terjun ke politisi maka konsentrasi saja dalam pemantauan. Tapi kalau ingin maju ya silakan. Saya minta temen2 lebih proaktif dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk pemilu,” tandasnya. [SY]