JAKARTA (Panjima.com) – Humanity Food Truck belum berhenti menyambangi wilayah urban di sekitar Jabodetabek. Di hari ke-12 Ramadan (7/6), giliran Kampung Guji Baru, Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat, yang dikunjungi dapur berjalan ini. Kawasan padat penduduk tersebut hanya berjarak sekitar 300 meter dari Pasar Patra yang cukup terkenal seantero Duri Kepa.
Selepas kumandang azan Asar, ruas-ruas jalan Kampung Guji Baru dipenuhi sejumlah warga yang berlalu lalang mencari santapan berbuka puasa.Namun, beberapa memilih ngabuburit di area parkiran Humanity Food Truck. Kesibukan Tim Humanity Food Truck yang menyiapkan paket hidangan berbuka puasa menjadi atraksi tersendiri bagi warga Kampung Guji Baru.
Tak butuh waktu lama bagi Tim Humanity Food Truck untuk mempersiapkan 1000 paket sajian berbuka puasa.Satu jam menjelang waktu berbuka, paket iftar mulai dibagikan. Tanpa komando, ratusan warga setempat langsung mengular di sisi depan food truck. Keriuhan antrian beradu dengan dengung klakson kendaraan yang melintas di Jl. Patra Raya.
Painah (60) beruntung karena ia mendapatan train cukup depan. Hanya lima menit setelah ia mengantri, nenek yang tinggal dengan 5 cucunya ini langsung menggendong 4 paket santapan berbuka. Sore itu, ia ikut mengantri di depan food truck untuk membawakan paket berbuka puasa untuk cucu-cucunya.
Sehari-hari, ia hidup bersama suami beserta kelima cucunya. Di petak kontrakan yang ia sewa sebesar 300 ribu rupiah per bulannya, hari-hari Painah dipenuhi keramaian tingkah laku cucu-cucunya. Tak terkecuali Ramadan ini. Waktu berbuka dan sahur ia nikmati bersama suami dan sang cucu.
“Ini nanti buat cucu semua. Mereka pasti senang banget,” ungkap Painah. Ia dan suaminya merupakan penjual perkakas rumah tangga di Pasar Petra.
“Sayang cucu” ternyata juga menjadi motivasi Marpuah (80) untuk membaur dalam antrian sore itu. Tampak segar di usianya yang senja, Marpuah mengaku masih berpuasa bulan Ramadan ini. Ia tidak ambil pusing soal menu makanan untuk berbuka puasa atau sahur. Sayur asem menjadi menu andalannya dilengkapi dengan telur matas api sebagai lauknya. Untuk 2 paket iftar yang dibawanya, ia ingin memberikan hidangan berbuka tersebut kepada cucunya yang sedang datang menginap.
“Satu buat saya, satunya lagi untuk cucu di rumah. Alhamdulillah,” ungkap Marpuah yang sudah tinggal di Kampung Guji Baru sejak 1960-an.
Ia lantas mengisahkan bagaimana dulu kampung tersebut masih didominasi rawa. Beberapa tahun kemudian, Kampung mulai dipadati oleh para pendatang yang mencoba mencari rezeki di Jakarta. Sebagian besar dari mereka merupakan pekerja informal dan pedagang yang memenuhi pinggiran jalan utama Kampung Guji Baru maupun Pasar Patra.
Keriuhan di parkiran food truck kian tenggelam menjelang waktu Maghrib. Seribu paket iftar ala Humanity Food Truck menemani waktu berbuka masyarakat setempat. Dalam hangatnya kebersamaan, ribuan warga Kampung Guji Baru berbagi hidangan berbuka bersama keluarga terkasih. []