YOGYAKARTA (Panjimas.com)– Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menegaskan kehadirannya di Masjid Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta, atas nama wakil rakyat. Dia juga memberikan cindera mata untuk Ustadz Muhammad Jazir, takmir masjid Jogokariyan, sebagai bukti bahwa kunjungannya resmi dari DPR RI, Ahad (28/5/207).
Saat memberikan tausiah di depan ribuan jamaah yang hadir dalam acara tablig akbar “Kampoeng Ramadhan Jogokariyan,
Fahri mengatakan, bahwa saat ini negara yang dipimpin Presiden Jokowi merasa bingung dengan kebebasan. “Keputusan bangsa Indonesia adalah kebebasan, demokrasi, makanya kita bisa kampanye apa saja, kecuali sudah dilarang. Yang sudah dilarang komunisme, ada TAP MPR-nya, negara agak bingung dengan kebebasan ini itu saja.”
Menurutnya, Presiden merasa bingung dengan kondisi saat ini. Hingga kebingungannya harus turun sampai ke bawah birokrasi. Dia meminta umat Islam harus terus menyampaikan dakwah pada tingkat kebenaran.
“Bingung itu dari bawah ke atas, ini dari atas ke bawah. Maka ada dua sikap, pertama, nikmati kebebasan ini dengan dakwah, sampai tingkat kebenaran. Sadar atau tidak sadar bahwa negara ini tidak akan kuat, kalau Islam tidak menjadi ruh jasadnya,” tandasnya.
Karena itu, kata dia Islam sebagai ruh kemerdekaan Indonesia, Islam menjiwai Pancasila, bukan sebaliknya. Negara Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan Islam, wajar jika Pancasila ber-Ketuhanan yang maha Esa.“Pancasila yang pertama Ketuhanan yang maha Esa, jangan dibalik-balik.”
Fahri berpesan kepada umat Islam untuk terus berdakwah dan mengajak umat kembali ke Masjid. Dia berharap dengan begitu ke depan muncul pemimpin yang mencintai rakyatnya dengan akhlak Islam.
“Menyadarkan umat kembali ke Masjid seperti Jogokariyan. Satu juta Masjid harus mengikuti gelombang ini supaya akan hadir pemimpin yang mencintai umat Islam dan mencintai bangsa Indonesia,” pungkasnya. (SY)