Oleh: Abdul Latif*
(PANJIMAS.COM) – Berdasarkan pengamatan—fakta, empirik, data, dan lapangan, HTI memiliki komitmen kuat. Khususnya menjaga Indonesia. Tak diragukan lagi, langkah politiknya meski bukan politik praktis masuk ke lingkar kekuasaan, sungguh sangat mengesankan. Bahkan, meski ada peluang masuk ke politik praktis, HTI lebih memilih ‘edukasi politik’ yang sering dilupakan politisi dan negarawan yang saat ini duduk di kursi kekuasaan.
HTI memiliki pandangan khas terkait konteks keindonesiaan. Berdasarkan pengamatan lapangan dan agenda yang pernah dilakukan HTI, temanya betul-betul ingin menjaga dan memerdekaan Indonesia dari penjajahan. HTI memandang bahwa negeri tercinta kita ini telah dikepung oleh para penjajah baik dari Timur maupun Barat.
Secara fisik negeri ini memang merdeka.Tapi kalau ditelusuri dengan kejernihan berfikir, maka akan diketahui bahwa penjajah telah merubah langkah dari menjajah secara fisik atau militer kepenjajahan secara ekonomi, social, budaya, politik, hukum, dll. Negara – Negara besar kini dengan mudah menguasai negeri ini yang sudah terkenal mempunyai sumber daya alam yang sangat besar.
Selain itu negeri Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis. Inilah yang menginspirasi Negara-negara asing untuk menguasai Indonesia.Lihatlah penguasaan gunungemas Freeport, minyak, hutan ,pantai, dll. Semua itu kini telah banyak dikuasai asing dan aseng. Disinilah kiprah HTI yang sebenarnya yaitu menjelaskan kepada umat tentang bahayanya penjajahan ini dan berjuang membebaskan negeri zamrud khatulistiwa ini dari belenggu penjajahan. Inilah esensi dari dakwah dan perjuangan HTI untuk menjaga Indonesia dari imperialism modern.
Dalam setiap perjuangan senantiasa dibutuhkan pengorbanan.Kerikil-kerikil tajamakan selalu hadir dijalan perjuangan. Semua tantangan itu adalah upaya untuk menghancurkan perjuangan.Salah satutantangan HTI saat ini adalah fitnah besar yang di galang oleh penjajah. Penjajah melelui antek-anteknya yang bertugas menjaga kepentingan penjajah membuat fitnah-fitnah dan membenturkan kelompok – kelompok masyarakat agar mereka sibuk dengan saudaranya sendiri.
Tujuannya agar para penjajah aman dalam menguras semua kekayaan negeriini. Para penjajah sangat faham bahwa rival mereka adalah orang-orang yang ahli politik dan itu adalah HTI. Dengan itu, maka penjajah menempatkan HTI sebagai musuh utama.Para penjajah tidak bisa berhadapan langsung dengan HTI, oleh karena itu mereka menciptakan makar-makar keji. Muncullah fitnah-fitnah dan stigma negative untuk menghadang HTI. Dari fitnah gerakan Wahabi, radikal, gak mau tahlilan, sampai terorisme. Tapi semua tak mampu menghadang dakwah HTI.Sebaliknya HTI semakin berpengaruh dan dicintai ummat.
Fitnah Tak Bertuah
Sungguh keji fitnah yang dituduhkan pada HTI. Media arus utama yang cenderung liberal, menjadi obor pegobar fitnah. Banyak yang tidak sadar bahwa fitnah yang diluncurkan justru semakin menunjukan a buse of power. Tak bisa dipungkiri, penguasa yang menyalahgunakan kekuasaan akan sangat mudah ‘menggebuk’ lawannya, meski inskonstitusional. Gelap mata dalam menjalankan kebijakannya. Sebenarnya penguasa saat ini berada pada pihak siapa: rakyat atau kepentingan kelompok?
Ide-ide dasar di negeri ini dijadikan mainan kepentingan elit. Penafsirannya berbelit-belit. Seolah menjaga tapi malah membuka peluang penjajah. Sadis dan ironis. Perlu kiranya penguasa jangan sampai membuat blunder yang kian menjauhkan dari rakyatnya. HTI tidak salah apa-apa. Justru penguasa harus berkaca, salah apa penguasa saat ini semakin ditinggal rakyatnya?
Komitmen HTI menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini tak diragukan. Hal ini diwujudkan dengan penolakan HTI pada disintegrasi wilayah Indonesia. Sayangnya, penguasa mengabaikan pesan-pesan HTI dan rakyat terkait OPM, Minahasa Merdeka, Timor-Timur, dan rongrongan penjajah. Penguasa terkadang terlihat diam dalam melihat segala upaya separatisme dan disintegrasi.
Komitmen
Komitmen keislaman HTI diwujudkan dengan menjaga persatuan dan ukhuwah sesama muslim. Tidak pernah HTI mengkafirkan orang lain. Jika HTI mengkafirkan orang, mengapa sampai saat ini HTI tidak pernah membangun masjid sendiri? Bukankah ibadah bersama orang kafir itu haram? Kalau HTI mengkafirkan orang lain mengapa banyak ulama’-ulama’ yang semakin dekat dengan HTI ? kalau HTI mau mengubah UUD, sudah berapa kali UUD diamandemen? Siapa yang mengamandemen? Apakah HTI yang merubah UUD tersebut? Wahai orang-orang yang berakal,sadarilah fakta-fakta yang kami ketengahkan. Sungguh fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, dosa dan adzabnya sangat luar biasa. Janganlah jual akidah untuk kepentingan para penjajah.
Dan ingatlah jangan sampai kita menyesal di akherat kelak, semua perbuatan kita dipertanggungjawabkan dihadapan Allah swt. Janganlah kita diam karena kecintaan kita terhadap kenikmatan dunia yang fana ini dengan berdiam diri atas kedholiman yang terjadi dimana-mana ini.Inilah esensi bukti kecintaan HTI pada negeri ini dan bukti HTI dalam menjaga negeri ini. Catat!
Direktur Indo Politic Watch)