SOLO (Panjimas.com)– Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Solo bidang Hikmah menggelar aksi menuju Hari Kebangkitan Nasional. Mereka kumpul di halaman masjid Fadlurrahman kompleksUniversitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, Solo, Jumat (19/5/2017).
“Takdir tidak sepenuhnya menerima, sebagian takdir harus kita rebut. Takdir menjadi bangsa Indonesia bukan menjadi bangsa tempe, yang mengemis di Tanah Air kelahirannya. Berbagai persoalan mendera bangsa. Apakah kita menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan kawan,” teriak orator dihadapan 50 an anggota IMM.
Usai sholat Jumat aksi dimulai dengan membentangkan spanduk seruan, mereka kemudian berjalan menuju pertigaan jalan masuk Kampus UMS, untuk mendapatkan perhatian pengguna jalan Raya Solo-Semarang.
NarahubungBajjah, korlap aksi mengatakan bahwa aksi tersebut sebagai representasi gerakan yang diawali Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 silam. Mewakili IMM cabang Solo, dia menilai ketimpangan Negeri ini masih jauh.
“Hari Kebangkitan Nasional dalam sejarah Indonesia merupakan keharusan melahirkan pergerakan yang mengantar tatanan dunia baru bumi Indonesia. Representasi bung Tomo yang melahirkan pergerakan Nasional dan membangkitkan kaum muda merebut kemerdekaan harus kita gelorakan. Sampai pada Presiden kali ini, ketimpangan masih tinggi. Yang kaya makin kaya, subsidi rakyat dicabut,” ujar Bajjah.
Selain itu, mereka juga menuntut dikembalikannya subsidi listrik 900 volt dan jaminan kestabilan ekonomi. Mewujudkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan, juga menolak dominasi asing di segala aset bangsa.
“Kami menuntut, satu, Kembalikan Subsidi Listrik 900 VA dan jamin kestabilan ekonomi di Indonesia. Dua, Hentikan Aktivitas eksploitasi alam demi menjaga kehidupan ekologi di Indonesia. Tiga, wujudkan pemerataan kualitas dan akses pendidikan serta pelayanan kesehatan. Empat, Implementasikan supremasi hukum di Indonesia dari struktur dan aparatnya dengan tegas. Lima, tolak penuh dominasi asing di segala aset bangsa serta rebut kedaulatan Sumber energi dan pangan,” tandasnya. (SY)