SOLO (Panjimas.com) – Lembaga Koordinasi Gerakan Taman Pendidikan Al Quran (LKGTPQ) menggelar Pelatihan Berkisah Bermain Muhasabah (BBM) untuk Guru, TPQ, PAUD dan SD bersama kak Boni dan kak Nasyir pada Pameran Buku Solo di Assalam Hipermarket, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo, Solo, Ahad (7/5/2017).
Dalam sesi pertama, kak Boni mengajarkan bagaimana membuka sebuah majelis TPQ, Guru maupun SD harus memiliki ciri khas yang berbeda dan menarik. “Tangannya coba ke depan, ke dada dan ke samping. Sekarang diiringi salam, nah begitu, ini namanya kreatif,” kata sang Juara Dongeng Nasional itu.
Selain itu materi olah vokal menjadi menarik dalam menyampaikan kisah dan cerita. Kata dia, dibutuhkan waktu yang lama dan akan cepat bisa seiring dilakukan terus menerus. Ekspresi wajah diperlukan untuk menambah kesan karakter bersama olah vokal.
“Hai, gini agak dikeraskan, hoi, suara besar ada dua. Agak diserakkan untuk tokoh yang tidak baik, dan besar kayak gini, halo untuk tokoh yang lucu,” ucapnya sambil menunjukkan gerak bibir.
Disela acara pelatihan, kak Kusumo menerangkan tentang Ice breaker. Ice breaker adalahteknik untuk fokus terhadap materi yang dilakukan pada saat jeda pembelajaran ketika jenuh.
Sementara itu kak Nasir menjelaskan cara bermain dan muhasabah untuk menjadi guru yang hebat. Dia menjelaskan guru TPA benteng awal mendidik anak dengan Al Quran. Untuk itu, menjadi guru TPA harus menarik dan bisa menyentuh hati.
“Guru TPA, guru PAUD harus siap jadi teladan, jadi contoh setuju. Allah khawatir pada generasi jika tidak ada guru TPA, ini orang pilihan lho. Kuncinya ikhlas jadi guru TPA, karena banyak anak-anak pecicilan, bener tidak,” ujarnya sambil tersenyum. (SY)