SOLO (Panjimas.com) — Momentum Kongres Ekonomi Umat yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI), sejak Sabtu (22/04) hingga Senin (24/04) menyita perhatian sejumlah kalangan umat Islam. Banyak pihak menilai tindak lanjut selepas kongres merupakan bagian terpenting yang akan memajukan ekonomi umat di Indonesia.
Kongres Ekonomi Umat 2017 diharapkan tidak hanya berhenti menjadi wacana. “MUI rajin memproduksi wacana ke-ekonomian umat, tapi miskin implementasi gerakan ekonomi umat, bagi saya, Jangan sampai hasil Kongres Ekonomi Umat berhenti menjadi wacana. Harus ada implementasinya,” pungkas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat ditemui panjimas.com di pendopo rumah dinas Wakil Walikota Solo, Ahad malam (23/4).
“Jangan sampai memproduksi wacana, tapi tidak mendorong gerakan konkrit, gerakan ekonomi. Yang kita butuhkan itu adalah gerakan ekonomi umat,” imbuhnya.
Menurut Dahnil, saat ini perlu dibangun gerakan ekonomi umat. Bentuk gerakan ekonomi umat tidak harus berangkat dari penguatan modal. Yang paling pokok adalah membangun kedaulatan konsumen.
“Konsumen yang berdaulat, pasti memilih produk dan komoditi yang dia beli dari produsen umat itu sendiri, nah kita bisa mulai dari itu. Kapitalisme bisa kita robohkan dengan cara itu,” tegasnya.[IZ]