SOLO (Panjimas.com) – Amin Rais dalam sambutannya, menyerukan pada anggota Muhammadiyah untuk menginfaqkan hartanya untuk tercapainya pembangunan PAUD tersebut. Sekitar 3,4 Milyar besar biaya yang dianggarkan untuk pembangunan PAUD yang ke 66 di Solo itu.
“Saat saya menemani pewakaf dari Kuwait, Ini Muhammadiyah punya Kampus bagus, Rumah Sakit bagus ini dibantu pemerintah. O nggak ada itu, itu dari kami biaya sendiri, kita cari biaya sendiri, meski endingnya pemerintah juga akhirnya membantu,” katanya dihadapan ratusan Wanita Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Mujahid, Ketua Panitia pembangunan PAUD Aisyiyah, mengaku target pembangunan diharapkan bisa selesai satu masa periode Muktamar 2015-2020. Kapasitas PAUD, menurutnya menyasar sekitar 30 sampai 40 anak setiap angkatan barunya.
“Pendanaan nanti dari gerakan ibu-ibu Aisyiyah, semoga segera terwujud. Inilah yang kita inginkan menjadi brand khusus dengan TK yang lain, bahasanya kualitas lebih dari pada TK-TK yang lain. Untuk modal awal panitia sekitar 180 juta, insyaAllah proyek yang dilakukan Muhammadiyah itu bahasanya terbengkalai tidak ada,” ucapnya.
Sementara itu, Siti Munawaroh, ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah, mengaku organisasinya sudah sejak 103 tahun yang lalu melakukan pemberdayaan perempuan. Hal ini, kata dia, Aisyiyah justru lebih awal dari gembar-gembor pemberdayaan perempuan terkait Kartini saat ini.
“Biaya itu dari bawah, pendidikannya yang mengelola juga dari bawah. Sekarang itu kan banyak ibu muda yang banyak bekerja, kita memberi kesempatan pada mereka untuk menitipkan anaknya ke PAUD kita. Karena disini kita memberikan kebiasaan yang Islami yang dicontohkan Rasulullah. Justru sejak 103 tahun yang lalu kita sudah pemberdayaan perempuan, buktinya ya ini,” ujarnya. (SY)