SOLO (Panjimas.com)– Muhammadiyah Solo menggelar Shubuh berjamaah di Masjid Kota Barat, jalan Doktor Muwardi no.24, Solo bersama Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua Pemuda Muhammadiyah, Senin (24/4/2017).
Marpuji Ali, Takmir Masjid Kota Barat, dalam sambutannya menceritakan sejarah Masjid Kota Barat yang merintis sekolah-sekolah Muhammadiyah. Pesan dia, Pemuda Muhammadiyah harus bisa mengambil manfaat gerakan tersebut.
“Mungkin beberapa medsos pada hari ini sering diisi oleh pemuda Muhammadiyah, saya sebagai orang yang mengampu Masjid ini mengajak pemuda berkumpul di sini mengembangkan pendidikan,” ujarnya.
Sementara itu, Dahnil mengaku sungkan jika pengurus Masjid Kota Barat adalah pimpinan Muhammadiyah Solo. Dalam Lounching Shubuh berjamaah, dia meminta gerakan tersebut harus kontinyu, sebagaimana Warung Murah Dhuafa yang telah dikembangkan di berbagai wilayah PDM Muhammadiyah.
“Saya baru diberi tahu kalau rumah di depan rumahnya pak Marpuji dan takmir masjid ini. Saya salah alamat, kalau tahu saya ndak mau. Saya dijebak sama PDM Solo. Saya menyebut Muhammadiyah bukan organisasi tapi gerakan Muhammadiyah, ini perlunya gerakan Shubuh terus berlanjut,” ucapnya sambil tersenyum.
Dahnil yang asli muslim mengaku terkadang disangka seorang mualaf. Nama yang melekat dari suku Batak membuat orang mengira dari kalangan Kristen.
“Nama saya diikuti Simanjuntak memang identik rata-rata orang Kristen apa lagi ditambah Dahnil. Tapi saya tegaskan saya muslim dari sononya sudah muslim bukan mualaf. Supaya nggak keliru, jadi saya asli muslim bukan mualaf. Gerakan Shubuh berjamaah itu penting, kan jarang sekali Muhammadiyah menyebut organisasi tapi gerakan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dia menegaskan bahwa kondisi saat ini tidak beda dengan kondisi masa dakwah Rasulullah ketika menyatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshor. Upaya provokasi dan memecah belah umat Islam membuat Islam semakin didholimi.
“Upaya memprovokasi pada saat itu antara kaum Anshor dan Muhajirin oleh kaum munafik. Nah kondisi saat ini karena kasus Ahok banyak bercerai-berai. Nah kondisi saat itu menggambarkan saat ini, di satu sisi ada persatuan umat, di sisi lain ada perpecahan umat. Karena ada sebagian umat berpegang teguh tali Allah tapi ada yang tidak,” ucapnya. (SY)