TANAH KARO (Panjimas.com) – Lagi, saudara-saudara kita di Tanah Karo, harus mengungsi. Pasalnya, pada Selasa (18/4) sore, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari Gunung Sinabung. Tak lama kemudian, lahar dingin membalap dari lereng gunung ke arah Kecamatan Tiganderket; Menerjang jembatan penghubung Desa Tiganderket dan Kutabuluh.
‘’Kami tidak siap menghadapi banjir lahar, karena desa kami tidak hujan saat itu,’’ kata Kepala Desa Sukatendel, Dewanto Peranginangin tatkala dibesuk tokoh dakwah Karo, Ustadz Ilyas Tarigan, Rabu (19/4).
Dewanto menuturkan, pada Selasa siang memang langit di puncak Sinabung sangat gelap. Mungkin di sana terjadi hujan deras, tetapi tidak kelihatan dari bawah. Sedang di Desa Sukatendel dan sekitarnya, hujan tidak kencang. Wargapun merasa aman-aman saja.
‘’Secara tiba-tiba dari lereng Sinabung banjir bandang lahar dingin turun menghantam jembatan dan merendam puluhan rumah warga desa kami,’’ katanya.
Arus deras air berlumpur yang tingginya 2-3 meter, memboyong material hanyutan seperti besi, pokok kayu, batu, kerikil, dan pasir. Transportasi dari Tiganderket ke Kutabuluh lumpuh total dibuatnya. Para pengguna jalan, baik pejalan kaki, kendaraan roda dua maupun roda empat terpaksa mengunakan jalur alternatif melalui Desa Kutambaru maupun sebaliknya.
Tak kurang dari 20 rumah warga Sukatendel rusak berat dihajar lahar. Ratusan penduduk diungsikan. ‘’Masih banyak kebutuhan vital yang belum terpenuhi untuk para korban,’’ kata Koordinator Lembaga Dakwah Arraudlatul Hasanah, Mohd Ilyas Tarigan, usai mengunjungi pengungsi di balai desa Sukatendel dan memberikan bantuan.
Kebutuhan yang diperlukan misalnya perlengkapan anak sekolah, pakaian dalam wanita, makanan dan susu. Jangan biarkan saudara-saudara kita di Karo terus tenggelam dalam kesedihan akibat musibah Gunung Sinabung. Donasi kepedulian Anda, silakan salurkan melalui Rekening Kemanusiaan LAZIS Dewan Dakwah: 0184462114 (Muamalat), 3580080008 (BNI Syariah), atau Dewan Dakwah 860004229900 (CIMB Niaga Syariah). Informasi: 0858 8282 4343. (bowo)