SOLO (Panjimas.com) – Beda dongeng dengan kisah. Menurut Kak Wuntat, anggota Persatuan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI), dongeng cenderung fiktif dan kisah lebih pada kejadian yang nyata dan terjadi.
Di hadapan puluhan guru TPA (Taman Pendidikan Al Quran) dan guru SD (Sekolah Dasar), pemilik nama lengkap Wawan Sembodo ini menegaskan bila umat Islam harus bisa berkisah. Karena di dalam Al Quran ada perintah untuk menjelaskan kisah-kisah yang terkandung didalamnya.
“Yang benar itu dongeng apa kisah? Kenapa kisah, dongeng itu pada jaman dahulu bisa jadi cerita yang tidak nyata. Dan kisah adalah cerita yang nyata dan terjadi pada jaman dulu. Al Quran itu nyata apa tidak? Terjadi pada jaman dulu,” katanya di Masjid Ibbadurrahman , eks Goro Assalam, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo – Solo, Senin (10/4/2017).
Diselingi cara berkisah yang unik, kak Wuntat membuat takjub peserta yang hadir dalam acara yang diselenggarakan Salama Organizer. Dia menirukan suara Kuda, Kucing, Gajah menyerupai aslinya membuat geli dan tertawa peserta.
“Al Quran banyak kisah, maka kisahkan pada anak-anak kita. Ceritakan dengan cara yang mudah dipahami dan menyenangkan anak-anak. Sebagaimana Al Quran surat AL A’rof ayat 176, maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir,” tuturnya.
Kak Wuntat menjelaskan pentingnya kisah kepada anak-anak. Dengan berkisah, anak akan mudah mengambil hikmah pelajaran yang disampaikan. “Cerita lebih berkesan dari pada nasehat murni. Melalui cerita, seseorang akan mengambil hikmah tanpa merrasa dugurui,” tandasnya. (SY)