SOLO (Panjimas.com) – Al Quran mulai diminati dunia pendidikan hingga banyak bermunculan sekolah tahfidz Al Quran di seluruh Indonesia. Namun juga masih banyak anak didik yang awam terhadap Al Quran. Untuk itu Lembaga Koordinasi Gerakan Taman Pendidikan Al Quran (LKGTPQ) meluncurkan program 1 TPQ 1 Tahfidz Quran.
Program ini diharapkan dapat diterima TPQ di seluruh wilayah Soloraya terutama di masjid. Kekurangan guru pengajar TPQ menjadi masalah terlebih tidak memiliki hafalan Al Quran.
“Program kita 1 TPQ 1 Tahfidz Al Quran, menggerakkan kurikulum pada TPQ untuk mencetak penghafal Al Quran, setelah bisa baca tulis Al Quran. Yang terpenting TPQ di masjid bisa menerima program ini dan bisa dicoba, karena ini akan menjadi solusi masyarakat disaat kekurangan guru TPQ yang hafidz Al Quran,” kata Abdul Wahab, ketua LKG TPQ, Ahad (2/4/2017).
Sementara itu, Ustadz Surya Andikusuma, pengajar Rumah Tahsin dan Tahfidz Al Birru menilai kecenderungan masyarakat pada kelas tahfidz. Dia menjelaskan bahwa kunci utama tahfidz jika sudah bisa membaca Al Quran secara benar sesuai kaidah tajwid.
“Antusias masyarakat itu ke kelas tahfidz, masalahnya belajar tahfidz itu sekedar hafal atau sesuai kaidah tajwid. Di Al Birru lebih menuntaskan pada bacaan dulu, sehingga untuk menghafalnya akan lebih mudah,” ujarnya.
Ustadz Surya mengaku hambatan ada pada Sumber daya manusia (SDM). Secara pengelolaannya jika tidak dikonsep, kata dia akan berpengaruh pada pasang surut TPQ. Al Birru menerapkan konsep kelas baca dan kelas tahfidz bagi TPQ.
“Kita konsepkan dengan kelas-kelas dulu, sehingga ketika sudah baca bagus baru kita arahkan pada tahfidznya. Nanti tinggal kita pantau, kita arahkan dan setor hafalannya saja,” ungkapnya. [SY]