GRESIK (Panjimas.com) – Kondisi jalan rusak dan berdebu di Jalan Raya Manyar, Kabupaten Gresik, terus menuai keprihatinan banyak pihak. Upaya perbaikan yang hanya diuruk dengan sirtu ternyata masih menyisakan masalah.
Demikian disampaikan Rutin, seorang pengamat lingkungan kemasyarakatan di Gresik dalam keterangan tertulisnya yang diterima Panjimas.
“Salah satu dampak yang ditimbulkan dari kondisi jalan urukan sirtu tersebut, yakni munculnya debu disaat kondisi panas. Selain mengganggu jarak pandang para pengguna jalan, debu juga berbahaya karena menggangu saluran pernapasan,” ujarnya.
Sebagai pengguna jalan, terlebih ibu hamil muda, tentu sangat berbahaya dengan kondisi jalan berlubang dan berdebu. Sementara solusi yang dilakukan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf hanya sekedar membagikan masker.
“Sudah 5 bulan berjalan tak ada perkembangan sedikit pun dari upaya pemerintah untuk memperbaiki jalanan yang rusak tersebut. Kondisi yang jalan yang berlubang dan bergelombang, sampai mendapat julukan “jeglongan sewu. Kini, debu yang berhamburan bak padang pasir yang sedang dilintasi tank dan pesawat tempur,” jelas Rutin prihatin.
Rutin mengatakan, bentuk sikap keprihatinan Gus Ipul dengan membagikan masker kepada pengguna jalan tidaklah salah. Tapi bukan hanya itu. Jauh lebih baik, dan dibutuhkan warga adalah memperbaiki dengan mengaspal jalan. Ini baru solusi. Jaminan keamanan dalam berkendaraan yang dibutuhkan.
“Tolong segera perbaiki jalan “jeglongan sewunya”. Jangan didiamkan. Setiap kali melewati Jalan Raya Manyar, masyarakat, termasuk ibu hamil, dihantui ketakutan akan keselamatan diri dan jabang bayinya,” harap Rutin. []