KOTO (Panjimas.com) – Ny Ummi (45) naik ke lantai dua rumahnya tatkala banjir mulai menggenangi Pangkalan Koto Baru, Kab Limapuluh Koto, Sumatera Barat, Jumat (3/3). Biasanya, banjir hanya sampai bagian bawah rumah.
‘’Tapi, air naik terus, sampai kita duduk di atap rumah dan dievakuasi,’’ tuturnya saat ditemui relawan LAZIS Dewan Dakwah di rumahnya, Sabtu (11/3) sore.
Seperti rumah-rumah di sisi sepanjang jalan Koto Baru, kediaman Ny Ummi juga tampak berantakan akibat hajaran banjir. Lumpur, sampah, berserak di sekeliling rumah. Jemuran pakaian, meja-kursi, buku-buku, malang melintang memenuhi halaman.
Banjir yang nyaris menenggelamkan Kecamatan Pangkalan Koto Baru, dipicu hujan deras yang menderai sejak Kamis (2/3). Penutupan pintu air bendungan PLTA Koto Panjang membuat aliran Sungai Kampar meluap ke Pangkalan.
Masjid Raya Koto Baru tampak tinggal kubahnya akibat tergenang. Pun Kantor Polisi Pangkalan, yang hanya tampak atapnya.
Selain itu, 5000-an rumah warga di Pangkalan terendam dengan kedalaman hingga 3 meter. ‘’Biasanya banjir hanya setengah tembok rumah. Tapi kali ini sampai menyentuh atap,’’ ujar Asrial, warga Koto Baru, sambil menunjuk bekas batas banjir di rumahnya di seberang Masjid Raya.
Untuk menghibur warga korban banjir, LAZIS Dewan Dakwah dan Bukittinggi membagikan bingkisan berupa family kit. Isinya perlengkapan mandi, mencuci, dan pempers bayi.
Kakak beradik Rian dan Adi, masih berseragam pramuka tatkala menerima bingkisan di halaman rumahnya. ‘’Bapak kerja, emak nggak tahu ke mana,’’ kata Rian, yang teras rumahnya dipenuhi jemuran pakaian.
Relawan LAZIS Bukittinggi, Sayaf dan Uti, juga memberikan bingkisan untuk warga yang tergopoh-gopoh mendatangi mereka. ‘’Rumah saya di dalam sana, masih berantakan,’’ kata seorang ibu muda sambil menerima bantuan.
Perjalanan Tim LAZIS Dewan Dakwah Pusat dari Pakanbaru ke Pangkalan, melalui jalur darat Riau-Sumbar yang rawan bencana. Tak kurang dari 7 titik longsor musti dilalui dengan ekstra waspada.
Satu titik terparah di ruas jalan Koto Panjang, membuat antrean mengular hingga 2 km. Jalan hanya bisa dilalui searah dengan sistem buka-tutup, di sela-sela pengerasan jalan secara darurat dengan alat berat bekho dan silinder. []