JATENG (Panjimas.com) – “Jika kamu berhasil dalam usahamu, jangan melihat ke atas, selalu lihat ke bawah. Perbanyak sedekah, karena dengan sedekah bisa menolak bala.”
Hal itu dikatakan TaufikHidayat, ketua Komunitas Jam Kuno Indonesia kepada Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jawa Tengah, belum lama ini (7/3) mengutip pesan ayahnya.
Di tengah kesibukannya mengelola usaha jam tua kuno, ia selalu mengajak anggota komunitasnya untuk peduli kepada sesama. Berawal dari hobi mengoleksi jam tua kuno, akhirnya terbentuklah sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Jam Tua Kuno Indonesia.
Sebagai koordinator komunitas, ia mengajak kawan–kawannya untuk menyisihkan sebagian harta, selanjutnya diberikan kepada yang membutuhkan, melalui Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Saat itu ia mengetahui tim BMH sedang membantu korban bencana alam gempa bumi di Aceh.
“Menurut saya, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merupakan lembaga yang resmi dan profesional dalam menyalurkan amanah umat. Itu terbukti, BMH selalu berkontribusi dalam berbagai kegiatan. Saat itu saya melihat tim BMH sedang membantu korban bencana alam gempa bumi di Aceh, akhirnya kami tergerak untuk menggalang dana dari anggota komunitas dan menyalurkannya ke BMH,” paparnya.
Setelah mengenal BMH dengan berbagai programnya, akhirnya ia pun tertarik untuk menggalang dana ke anggota komunitas dan kembali menitipkan amanah tersebut ke BMH. Menurutnya, agar kehidupan kita selalu diberi kemudahan, saat memiliki harta yang lebih tidak boleh melupakan nasib saudara kita yang sedang membutuhkan bantuan, baik karena kondisi ekonominya ataupun yang terkena musibah. Jika kita menolong sesama, Allah pasti selalu menolong kita.
Ia mengisahkan, tahun 2007 kondisi keluarganya mengalami kesulitan keuangan ditambah ayahnya yang juga seorang ustadz sakit stroke. Beruntung Allah memberi pertolongan untuk kesembuhan ayahnya melalui jamaah masjid yang ada di dekat tempat tinggalnya. Dari situ ia belajar arti mensyukuri nikmat Allah dalam setiap keadaan dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagi bersama.
“Dengan berbagi sesama, mengingatkan kita untuk selalu bersyukur kepada Allah. Karena harta yang kita miliki hanyalah titipan semata dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah,” lanjutnya.
Bermodalkan satu jam tangan kuno pemberian ayahnya, saat ini ia memiliki lebih empat ratus jam kuno. Selain untuk memenuhi pasar di Indonesia penjualannya pun merambah ke sebagian negara di Asia Tenggara.
Usahanya dapat dikunjungi di www.jamtangan-antik.blog.spot.co.id. Ia bersyukur dengan mengamalkan nasehat ayahnya agar memperbanyak sedekah, bisnisnya pun bertambah berkah. “Alhamdulillah, bisnis kami berkembang dan yang sangat kami pegang adalah pesan ayah kami,” tutupnya. (Hizbullah)