SOLO (Panjimas.com)– Seiring menjaga spirit 212, dan menumbuhkan Kebangkitan ekonomi umat, Joglo Arrahmah menggelar Bazar dan Kajian Ekonomi Islam di Gedung Ar Rahman, Bratan, Pajang, Laweyan, Solo, ahad (5/3/2017).
Ustadz Aris Munandar, Wakil Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Jateng sebagai pembicara menekankan momentum tersebut harus disambut dengan gerakan secara nyata dibidang ekonomi, sosial dan politik.
“Jadi momentum yang diciptakan Allah, tiga hal yakni persatuan umat, kembalinya umat kepada Ulama dan Roh Jihad yang tumbuh subur, dengan sendirinya harus diterjemahkan secara detail yakni persatuan umat dalam bentuk ekonomi, persetuan umat dalam bentuk politik , persatuan umat dalam bentuk sosial dan semuanya,” kata Ustadz Aris.
Dia mengatakan bahwa fakta saat ini ekonomi dikuasai non muslim, termasuk pemilik percetakan Al Quran. Untuk itu gerakan ini harus disambut oleh umat Islam untuk menuju kebangkitan umat Islam. Sementara untuk menggerakkan ekonomi, kata dia akan berkolaborasi bersama pakar ekonomi muslim.
“Termasuk yang kita galakkan merebut kembali percetakan Al Quran yang 90 persen dikuasai oleh non muslim, datanya ada itu yang BNI Syariah sudah kita temukan 90 persen sudah kita temukan. Itu kita rebut kembali, masak Al Quran yang cetak non muslim,” imbuhnya.
Sementara itu Ahmad Iskandar Zulkarnain, Dewan Pengawas Dinnar Holding memiliki gagasan dengan membuat Sahabat Dinar Mart dan Simpan pinjam Syariah. Sedang usulan pendirian Percetakan Al Quran akan menjadi fokus utama agenda kedepannya.
“Sahabat Dinar Mart ini terkait dengan retail, disana ada gudang rabat untuk mendistribusikan jaringan retail kebutuhan umat salah satunya simpan pinjam syariah. Yang lebih besar lagi pembangunan Percetakan Musyaf Syariah, artinya apa mohon maaf, saat ini musyaf yang dicetak belum memenuhi kaidah yang ada termasuk bahan bakunya. Yang namanya kitab suci kalamullah harus kita muliakan, tentunya bahan baku kita perhatikan. Ini yang menjadi keprihatinan kita,” ujarnya. (SY)