ADDIS ABABA, (Panjimas.com) – Pemugaran Masjid kuno nan bersejarah, Masjid Al-Nejashi di Ethiopia dilaporkan hampir mencapai titik akhir, demikian menurut pihak yang terlibat langsung dalam proyek yang dibiayai oleh yayasan Turki itu.
Sebagaimana diketahui, Masjid Al-Nejashi, merupakan situs wisata terkemuka di Ethiopia. Selama tiga tahun terakhir, masjid bersejarah ini sedang dalam proses pekerjaan pemugaran, dan proyek ini dibiayai oleh Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki, Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA).
“Diharapkan proses pemugaran akan selesai pada tahun 2017. Kedua situs baik Masjid (Al-Nejashi) dan makam 15 Sahabat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang dipulihkan. Sebuah dapur umum baru telah dibangun di dalam kompleks,” demikian pernyataan Koordinator TIKA cabang Addis Ababa, Fazil Akin Erdogan saat berbicara kepada Anadolu Agency.
“Dua tangki air telah dipasang di kompleks. Kami menggunakan arsitektur Ottoman (Utsmani) di beberapa daerah,” imbuhnya.
Terletak di kota Wukro, sekitar 790 kilometer (lebih dari 490 mil) di wilayah utara ibukota Ethiopa, Addis Ababa, situs Masjid Al Nejashi merupakan Masjid pertama di Ethiopia.
Masjid bersejarah ini dinamai dengan nama mendiang Almarhum Raja Ethiopia, Ahmed Nejashi yang menjadi tuan rumah bagi para pengungsi Muslim.
“Situs ini menarik puluhan ribu pengunjung dari dalam negeri maupun luar negeri setiap tahunnya,” terang Imam Masjid, Syaikh Mohammed Ibrahim.
Syaikh Ibrahim menunjukkan bahwa salah satu kontribusi besar yang dilakukan TIKA adalah dengan memecahkan masalah persediaan air untuk jangka waktu yang lama.
“Turki memberikan kami sumur air dan sekarang kami dapat menikmati air keran yang baik untuk diminum dan mencuci,” pungkas Imam Masjid Al-Nejashi.
Menanggapi proyek pemugaran Masjid hampir selesai, Syaikh Mohamed Ibrahim mengharapkan jumlah wisatawan akan bertambah pesat.
Getachew Yimer, salah satu dari beberapa orang Ethiopia yang terlibat dalam proyek ini, mengaku senang bekerja sebagai seorang insinyur dalam renovasi Masjid bersejarah pertama di Ethiopia ini. “Ini adalah proyek yang sangat dekat dengan hati saya. Saya belajar teknik konstruksi di Turki. Setelah lulus saya kembali untuk mendapatkan pekerjaan dengan TIKA,” pungkasnya.
“Daerah ini sangat penting bagi Muslim dan semua orang Etiopia”, tandasnya.[IZ]