(Panjimas.com) – Pluralisme dalam agama adalah sebuah faham yang meyakini atau mengatakan bahwa semua agama adalah benar dan sama. Agama apapun akan menuju masa depan yang sama, menuju Tuhan yang sama dan menuju syurga yang sama. Setiap orang yang beragama apapun pada hakikatnya mereka akan mendapatkan surga. Faham ini biasanya adalah “barang dagangan” orang-orang liberal.
Dengan adanya paham ini, sering terdengar pernyataan dari orang-orang liberal atau musuh-musuh Islam bahwa yang masuk syurga tidak hanya orang-orang Islam. Surga Allah ta’ala tidak hanya milik umat Islam. Lebih jauh lagi mereka mengatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Nashrani adalah mukmin dan muslim.
Menyebarnya faham ini tidak lain bertujuan untuk menjauhkan umat Islam dari keteguhan keimanan mereka terhadap Islam. Sehingga dampaknya keraguanakan meliputi hati-hati orang-orang beriman terhadap agama mereka. Semoga umat Islam terhindar dari fitnah seperti ini.
Dalam mendukung pernyataan mereka, orang-orang liberal tidak segan-segan menukil ayat-ayat Al-Quran, hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan bahwa memotong pernyataan ulama dengan menggunakan pemahaman dan kepentingan mereka sendiri.Salah satu ayat yang paling sering digunakan orang-orang liberal dalam menyebarkan pemikiran mereka adalah QS.Al-Baraqah ayat 62. Allah ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal sholih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al-Baqarah: 62)
Ayat ini dijadikan oleh orang liberal untuk mengatakan bahwa syurga tidak hanya milik Islam.Yang masuk syurga tidak hanya orang Islam.Orang-orang dari yahudi dan nashrani khususnya mereka juga bisa masuk syurga asalkan beriman kepada Allah ta’ala, hari kemudian dan juga beramal sholih. Mereka juga mengatakan orang-orang Yahudi dan Nashrani termasuk golongan mukmin dan muslim atau bukan orang kafir.
Tentu bagi umat Islam, pernyataan tersebut sangatlah berbahaya dan akanmenimbulkan keraguan dalam hati mereka kepada Islam. Lebih jauh lagi akanmenjadikan mereka skeptis (ragu-ragu) terhadap kebenaran Islam. Dan akan menjadikan mereka jauh dari Islam, menyepelekan perintah dan larangan dalam Islam. Karena mereka menganggap apapun agamanya sama saja akan masuk syurga.
Begitulah karekter dan sifat musuh-musuh Islam dalam membuat kerusakan di muka bumi ini.Dan kadang dari kalangan umat Islam ada yang memiliki karakter tersebut. Mereka menyebarkan faham-faham yang justru meragukan umat Islam akan kebenaran tunggal dari agama Islam. Dengan lisan-lisan mereka, dengan ilmu yang mereka miliki justru dijadikan untuk membuat umat Islam jauh dari agamanya. Benarlah firman Allah ta’ala,
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.”(QS. Ash-Shaff)
Terkait dengan firman Allah ta’ala QS. Al-Baqarah: 62, para ulama telah menerangkan dalam kitab tafsir mereka akan makna dan maksudnya. Sebagai contoh Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab Tafsir Al-Quran Al’azhim mengatakan terkait ayat tersebut:
“Telah berkata Ibnu Abi Hatim, telah menceritakan kepada kami Ubay, telah menceritakan kepada kami Umar Ibnu Abi Umar Al-Adawi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abi Nujaih, dari Mujahid yang mengatakan bahwa Salman radhiyallahu ‘anhu telah berkata: Aku pernah bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang pemeluk agaman yang dahulumnya aku salah satu seorang dari mereka, maka aku ceritakan kepada beliau tentang cara sholat dan ibadah mereka. Lalu turunlah firman-NYA: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian,” hingga akhir ayat.
“As-Saddi mengatakan bahwa firman-NYA:“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shalih……..” (QS. Al-Baqarah: 62) diturunkan berkenaan dengan teman-teman Salman Al-Farisi. Ketika dia sedang berbincang-bincang dengan Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam, kemudian dia menyebutkan tentang teman-teman yang seagamanya di masa lalu, dia menceritakan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berita tentang mereka. Maka dia berkata mereka sholat, puasa dan beriman kepadamu serta bersaksi bahwa kelak engkau akan diutus sebagai seorang nabi. Setelah dia selesai bicaranya yang mengandung pujian kepada mereka, maka Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Hai Salman, mereka termasuk ahli neraka.” Maka hal ini terasa amat berat bagi Salman.Kemudian Allah ta’ala menurunkan ayat ini.”
“Iman orang-orang Yahudi adalah sesiapa yang berpegang kepada kitab Taurat dan sunnah Nabi Musa ‘alaihissalam, maka imannya diterima hingga Nabi Isa ‘alaihissalam datang. Apabila Nabi Isa ‘alaihissalam telah datang, sedangkan orang yang tadinya berpegang kepada Taurat dan sunnah Nabi Musa ‘alaihisalam tidak meninggalkannya dan tidak mau mengikut kepada syariat Nabi Isa ‘alaihissalam, maka dia termasuk orang yang binasa.”
“Iman orang-orang Nashrani adalah sesiapa yang berpegang kepada kitab Injil dan kalangan mereka dan syariat-syariat Nabi Isa ‘alaihissalam, maka dia termasuk orang yang mukmin lagi diterima imannya hingga Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam datang. Barang siapa dari kalangan mereka yang tidak mau mengikuti kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak mau meninggalkan sunnah Nabi Isa ‘alaihissalam serta ajaran Injilnya sesudah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam datang, maka dia termasuk orang yang binasa.”
“Telah berkata Ibnu Abi Hatim, hal yang semisalnya telah diriwayatkan Sa’id Ibnu Jubair. Menurut kami (Imam Ibnu Katsir rahimahullah) riwayat ini tidak bertentangan dengan apa yang diriwayatkan Ali Ibnu Abi Thalhah, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu sehubungan dengan firman-Nya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian,” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa sesudah itu diturunkan oleh Allah ta’ala firman berikut: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali-Imran: 85)
Dari apa yang Imam Ibnu Katsir rahimahullahsampaikan dalm kitab tafsirnya jelas bahwa yang dimaksud dengan orang beriman dari kalangan Yahudi adalah sebelum datangnya Nabi Isa ‘alaihisallam. Dan yang dimaksud orang beriman dari kalangan Nashrani adalah sebelum datangnya Nabi Muhammad shalallahhu ‘alaihi wa sallam.Artinya untuk zaman sekarang mereka tidak bisa disebut sebagai orang beriman apalagi melakukan amal sholih.Orang beriman dan yang melakukan amal sholih kemudian mendapatkan janji syurga Allah ta’ala adalah mereka orang-orang Islam saja.
Bahwa orang-orang yang tidak mengambil Islam sebagai agama dan jalan hidupnya adalah termasuk yang merugi dan mereka akan kekal di neraka sudah Allah ta’ala terangkan dalam banyak ayat dan hadits-hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, karena kekafiran mereka. Terlebih kekafiran mereka begitu nampak dan jelas.Bahkan permusuhan mereka juga sangat terang dirasakan kepada umat Islam, meski dengan cara halus dan tidak disadari umat Islam. Maka tidak benar jika menyebut mereka orang-orang Yahudi dan Nashrani sebagai muslim ataupun mukmin.
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali-Imran: 85)
“Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. Al-Maidah: 73)
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk.”(QS. At-Taubah: 29)
“Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka Katakanlah: “Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. dan Katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam”. jika mereka masuk Islam, Sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali-Imran: 20)
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”(QS. Al-Bayyinah: 6)
Nabi Muhammad shalallhu ‘alaihi wa sallambersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad shalallhu ‘alaihi wa sallam ada di tangan-Nya, tidak seorangpun yang mendengar tentang aku dari kalangan ummat ini, Yahudi dan Nashrani kemudian mati tanpa mengimani risalah yang aku sampaikan, kecuali termasuk golongan penghuni neraka.” (HR. Muslim)
“Siapa yang mengganti agamanya (keluar Islam), bunuhlah dia.”(HR. Bukhari no. 3017)
“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi laa ilaaha illalla dan bahwa aku utusan Allah ta’ala, kecuali karena tiga hal: nyawa dibalas nyawa, orang yang berzina setelah menikah, dan orang yang meninggalkan agamanya, memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin.” (HR. Bukhari no. 6878, Muslim no. 1676)
Oleh karena itu, salah besar jika sampai mengatakan bahwa orang Yahudi dan Nashrani sekarang ini adalah orang beriman atau muslim. Bahkan sampai mempunyai kesimpulan faham pluralisme mempunyai dalil dari Al-Quran.Wallahu a’lam bish ash-shawab.
*Abu Sulthan
Direktur Lembaga Pembelajaran & Pengamalan Al-Quran (LPPQ) Darud Dakwah, Twitter: @lutfisarif