SOLO (Panjimas.com) – The Rise Youth Intelegent (TRYI), wadah organisasi santri menggelar diskusi bertema “Peran Pemuda Islam Menghadapi Era Teknologi Digital” di Hotel Aziza, jalan Kapten Mulyadi 115, Pasar Kliwon, Solo, Ahad (12/2/2017).
Syahid Insan Nurahman, ketua panitia mengatakan maksud digelarnya acara tersebut sebagai pengenalan dan untuk membentuk pasukan cyber army. Teknologi digital yang berkembang pesat dan semakin canggih menuntut pemuda Islam lebih aktif dan tidak gaptek.
“Sebenarnya ini pengenalan teknologi anak-anak santri untuk menuju sebuah cyber army. Tapi ini kita buka untuk umum, kemarin kan mulai adu cyber antara muslim dan non muslim, nah tujuan untuk itu sebenarnya,” ujarnya pada Panjimas.com.
Acara yang diikuti sekitar 130 orang ini, mengundang Prof Dr Ing Fahmi Amhar, profesor pertama dan termuda bidang Geospasial di Indonesia. Prof Fahmi mengatakan bahwa Negeri Malaysia merupakan negeri yang Islami yang menyambut era digital. Sementara negeri Islam lainnya masih belum menerapkannya semisal Indonesia sendiri.
“Nah jadi negeri Islam yang lain itu ibarat seperti buih, tidak punya kualitas maka umat Islam tanpa sains dan teknologi akan terjajah,” katanya.
Menurutnya, umat Islam masih terjebak pada paradigma keilmuan seperti sains menjadi bagian ajaran sekular dan saintifikasi Islam membuat kerancuan dan membingungkan. Prof Fahmi juga menjelaskan Islamisasi sains sudah banyak beredar ditambah sains ta’wili pun demikian.
“Hingga ada buku yang mengeluarkan The Science of Shalat, shalat itu di cek apakah akan merubah kadar gula darah, kolesterol dan yang lainnya. Hingga dibandingkan dengan yoga, yoga itu bisa mengurangi kadar gula darah, nah semacam itu terus disimpulkan berarti shalat sama dengan yoga,” ujarnya.
Peran pemuda Islam saat ini dalam menelurkan software-software Islami sudah sangat banyak. Diharapkan peran pemuda Islam menyambut perang di era digital saat ini.
“Contoh sekarang ada Qur’an digital itu, sekarang lagi ada kalimat jangan menebar kebencian. Kita cari kata benci dalam quran itu langsung muncul surat apa ayat berapa. Oh jadi benci itu boleh, benci pada koruptor, benci pada kebodohan itu boleh. Yang tak boleh itu benci pada ulama, benci pada Islam,” ucapnya. [SY]