GRESIK (Panjimas.com) – Kota Spesialis Krawu, demikian Gresik dikenal, dalam waktu ini terdampar wabah banjir melanda, Kamis (09/02/2017).
Bencana alam yang akrab datang di setiap musim hujan ini memadati beberapa titik desa Kabupaten Gresik, diantarannya; Morowudi, iker-iker, bohboh, cerme, kepatihan dan benjeng.
“Daerah yang mengenaskan tak lain di pelosok Kabupaten Gresik,” terang Moh. Abdul Karim dalam releasenya.
Karim menjelaskan, dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi pada minggu lalu tepatnya pada hari Sabtu mengakibatkan luapan sungai bengawan solo dan juga Lamong menggenangi desa tersebut sehingga mengakibatkan kerugian material yang cukup parah.
Banjir, lanjut Karim, merupakan banjir kiriman, karena tipe banjir ini berasal dari aliran limpasan permukaan yang merupakan bagian dari hujan yang mengalir di permukaan tanah sebelum masuk ke sistem sungai. Dalam kondisi bio-geofisikal dan curah hujan yang unik banjir limpasan ini dapat membentuk banjir bandang.
“Banjir limpasan ini ciri-cirinya antara lain debit puncak yang tinggi dan waktu datangnya banjir yang sangat cepat,” jelas Karim Alumnus Ma’had Umar Bin Khotob Surabaya.
Sehingga, kata Karim, tidak memberikan kesempatan penduduk untuk mempersiapankan mengungsi. Diupayakan analisis agar dapat mengetahui sumber asal banjir dan daerah yang rawan terkena banjir, sehingga sebelum terjadi banjir dapat dilakukan langkah-langkah pengendalian banjir.
”Hal ini harus menjadi prihatin dan antisipasi oleh pihak pemerintah dalam mengatisipasi bencana banjir terjadi,” pungkas Karim.
Dalam menanggapi hal ini, BMH Jawa Timur bekerjasama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten.Gresik dalam “ Aksi Tanggap Bencana Banjir”.
“Alhamdulillah, kali ini kita menyalurkan ratusan sembako kepada orang yang berhak menerima,” ucap Manajer BMH Jatim, gerai Gresik. */Andre Rahmatullah, Humas BMH Jatim