SEMARANG (Panjimas.com) – Takdir dari Tuhan begitu pakem bagi makhluknya, termasuk seperti apa dan bagaimana keadaannya nanti setelah lahir ke dunia. Begitu pula bagi Basuki dan santri Sahabat Mata Semarang, tak mungkin lagi ia menyalahkan takdir, mempertanyakan mengapa ia harus lahir dengan kondisi kurang.
Basuki menderita gangguan mata yang menyebabkan ia menjadi tunanetra atau tidak bisa melihat. Ia sadar bahwa menyalahkan takdir bukan pilihan terbaiknya saat itu. Ia telah lahir dan dengan segala keterbatasannya pula ia harus melanjutkan hidup dengan semangat dan harus bermanfaat untuk sesama.
Semangat pantang menyerah dan kegigihanya membuat Basuki semakin yakin dan mantab ingin mendirikan asrama tuna netra. Bermula dari kontrak rumah ia memfasilitasi beberapa anak dengan nasib yang sama yaitu tuna netra dan ingin sekali lebih baik dalam hidupnya.
Istri yang begitu sabar menemani langkah demi langkah, untuk bisa mewujudkan asrama yang menampung anak-anak tuna netra.
Melihat kegigihan dan semangat yang membaja dari Bapak Basuki ini, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional Kemudian bersinergi melakukan upaya pembinaan sekaligus penyaluran program Emas yang rutin setiap tahun, karena dengan keterbatasanya bisa berbuat banyak sekaligus melakukan perubahan-perubahan di masyarakat.
Sabtu, 14 Januari 2017 merupakan hari spesial bagi santri Sahabat Mata Semarang, pasalnya mereka dengan jumlah tak kurang dari 150 tuna netra putra-putri ini mendapatkan santunan dan pembinaan dari BMH. Anak tersebut berasal dari seluruh Indonesia, ada yang dari Sukabumi Jawa Barat, Cirebon, Palembang dan sebagainya. Kegiatan tersebut dialkukan di Asrama dan lapangan Sahabat Mata Kelurahan Jatisari –Asabri BSB Mijen-Semarang bersamaan dengan kegiatan Olimpiade Sahabat Mata Nusantara meliputi, lomba MTQ dengan al-Qur’an Braille, Olah Raga dan seni khusus tuna netra.
Santunan tersebut berupa uang tunai, paket kebutuhan pokok dan Gizi dan pakaian perlengkapan ibadah. Imam Muslim GM BMH Jawa Tengah menyampaikan, acara ini sebagai bukti dan semangat serta apresiasi kepada santri Sahabat Mata Yang begitu semangat dalam upaya melakukan perubahan di masyarakat dengan keterbatasannya.
Lebih lanjut Muslim menyampaikan program yang dilakukan oleh santri Sahabat Mata seperti, Pembuatan Radio Dakwah Komunitas yang mana semua pengelolanya adalah santri tuna netra, kemudian pijat Tuna Netra dan kursus baca al-Qur’an Braille, semoga menambah semangat bagi mereka, Imbuhnya.
Sementara itu Basuki, selaku Koordinator Sahabat Mata Semarang mangaku bersyukur bisa bersinergi dengan BMH, “Saya sangat bersyukur atas kehadiran BMH yang sudah mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang sudah dan akan kami kerjakan, semoga BMH semakin dipercaya oleh amasyarakat luas,” tuturnya.
Bersama Laznas BMH dalam program sosial kemanusiaan, mari bersama Menghantar Hidayah Bangkitkan Harapan.*/Ikhwan