JAKARTA (Panjimas.com) – Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) yang diwakili Habib Muchsin Alatas, ikut sebagai salah satu delegasi Aksi Bela Ulama yang mendatangi Mabes Polri, di Jl. Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan.
Habib Muchsin mengungkapkan cerita sekitar lima tahun lalu. Ketika itu rombongan yang terdiri dari para pimpinan FPI, dihadang oleh sekelompok orang berpakaian Dayak.
“Saat itu di Kalimantan kami dicegat sejumlah oknum yang mengatasnamakan Dayak, diancam dengan senjata tapi Kapoldanya mengatakan kami tidak bertanggung jawab. Bahkan gubernurnya juga seperti itu. Itu sudah kami laporkan tetapi hingga kini belum diproses. Kami ingin polisi bertindak adil dan tidak tebang pilih,” kata Habib Muchsin di hadapan Karopenmas, Kombes Rikwanto dan beberapa jajaran Mabes Polri yang menerima delegasi, Senin (16/1/2017).
Habib Muchsin melanjutkan, kini yang beredar di tengah masyarakat, citra polisi sudah menjadi alat politik. Polisi juga menjadi alat pelindung penguasa, sehingga jika ada yang mengancam negara polisi digunakan.
Ia juga mengungkapkan, selama ini berbagai aksi yang dilakukan, tak lain adalah untuk membela NKRI.
“Kita juga menepis adanya tuduhan makar, Umat Islam ingin menyelamatkan NKRI. Ini kami sampaikan karena kami cinta polri agar benar-benar menjadi pengayom masyarakat. Polisi harus adil tidak tebang pilih,” imbuhnya.
Untuk diketahui, dalam catatan pemberitaan Voice of Al Islam (voa-islam.com), kasus penghadangan terhadap pimpinan FPI terjadi pada Sabtu (11/2/2012).
Begitu pesawat maskapai Sriwijaya Air mendarat di Bandara Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kumpulan massa Dayak dengan membawa mandau (senjata tajam khas Dayak) langsung mengepung landasan dan hendak mendekati pesawat.
Mereka mengira Ketua Umum Habib Rizieq Syihab ada di dalam pesawat. Padahal, saat itu Habib Rizieq tengah terbaring sakit. Kempat Pimpinan Pusat FPI menggantikan Ketua Umum FPI untuk hadir dalam pelantikan FPI di Kalimantan, yakni: Ustadz Sobri Lubis (Sekjen FPI), Habib Muchsin Al- Attas (Ketua DPP FPI), Ustadz Awit Masyhuri (Ketua Bidang Dakwah FPI) dan Ustadz Maman Suryadi Abdurrahman (Panglima Laskar FPI).
Tak sampai di situ, Warga Dayak kafir yang terporovokasi melanjutkan aksinya menuju kota Kapuas.
Tepatnya, hari Sabtu (11/2/2012) sore hari, delegasi DPP FPI melalui kota Banjarmasin tiba di Kuala Kapuas, malamnya diterima di rumah Bupati Kapuas Ir. H. Muhammad Mawardi, MM. Sehubungan adanya info bahwa puluhan truk mengangkut ratusan warga Dayak Palangkaraya menuju Kapuas, maka Bupati segera menghubungi Gubernur Kalimatan Tengah untuk mencegah hal tersebut, tapi Gubernur Kalteng lepas tangan.
Malam itu, Sabtu (11/02/2012), ratusan warga Dayak di Palangkaraya mengepung rumah Bupati Kapuas dengan membawa senjata tajam dan tercium bau minuman keras (miras) sambil berteriak menantang perang. [AW/SF]