BOJONEGORO, (Panjimas.com) – Ratusan orang yang terdiri dari siswa-i, wali murid dan tamu undangan memadati Pendopo Malowopati, Bojonegoro, Jawa Timur dalam rangka mengikuti Ujian Terbuka Al-Qur-an Angkatan III SD Lukman Al-Hakim, Ahad, (18/12/2016).
Kegiatan ini mendatangkan penguji dari MUI Bojonegoro dan Direktur Tilawati, sebuah metode praktis cepat lancar membaca al-qur’an. Sebagaimana diungkapkan Suci Hidayatin, pengajar SD Lukman Al-Hakim, bahwasannya momen ini adalah kegiatan yang patut di acungi jempol dan dipertahankan sebaik mungkin.
“Inilah prestasi yang kami banggakan dari segi agama maupun intelektualnya, hanya SD Lukman Al-Hakim Bojonegoro yang pernah mengadakan Ujian Terbuka Al-Qur’an,” ungkap Suci, demikian sapaan akrabnya.
Suci menambahkan, dalam acara ini pula juga ditutup dengan pengambilan raport semester 1, sebelum pengambilan diadakan Ujian Terbuka secara umum di hadapan wali murid dan mereka merasakan keterharuan yang luar biasa, hingga cucuran mata dari mereka tak kuasa ditahan. Karena mengapa, jelasnya, wali murid mengakui bahwasannya diusia yang cukup tak dipercaya alias masih kecil, anak-anak sudah mampu menghafal al-qur’an, dan tidak hanya menghafal saja tapi tajwidnya dan ghoribnya sudah memumpuni diatas rata-rata.
“Sangat terharu semua wali murid karena melihat anaknya lulus 100 % dan tuntas pula mengikuti ujian hafalan al-qur’an secara terbuka dihadapan undangan yang membludak” terang Mahasiswi STIT Muhammadiyah Bojonegoro.
Salah satu wali santri SD Lukman Al-Hakim, Candra, mengatakan bahwa dia merasa bahagia melihat putrinya yang bisa menghafal al-quran yang masih dini usianya. Bahkan dia malu karena melihat anaknya yang pandai menghafal al-qru’an.
“Alhamdulillah anak saya hafal al-qur’an dan saya kalah karena belum bisa menghafal al-qur’an,” ungkapnya sambil meneteskan air mata.
Event ini didukung penuh oleh LAZNAS BMH Jawa Timur, sebagaimana dijelaskan Mifti Fanani, Manajer Gerai Bojonegoro, bahwa rangkaian ini adalah bentuk kepedulian terhadap masyarakat untuk bisa melahirkan generasi rabbani dan cinta al-qur’an.
“Kita berharap anak-anak kita bisa terbiasa dengan al-qur’an dan mencintainnya, karena memang ini pedoman dasar untuk masa dewasa kelak,” jelas Alumni STAIL, Surabaya.
Dalam survey langsung, tutur Mifti, anak-anak kita lebih asyik menatap dan bermain alat kecil, yakni handpone atau dikenal hape, dikarenakan aplikasi handphone lebih poluler dengan medsos (media sosial) semacam facebook atau bbm. Maka dari itu generasi kita kecanduan oleh medsos dan al-qur’an ditinggalkan. [RN/Andre Rahmatullah